Jupitter Hot News
Ombak setinggi sekitar lima meter menerjang puluhan rumah di pesisir Pantai Tanjung Karang Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Warga yang tinggal di pesisir pantai kalang kabut menyelamatkan diri. Sejumlah rumah yang terbuat dari kayu hancur diterjang kerasnya ombak.
"Kami sudah mengungsikan warga ke lokasi yang aman," kata Lurah Tanjung Karang Permai Samsudi kepada wartawan di Mataram, NTB, Senin, 3 Januari 2011. Menurut Samsudi, terjangan ombak itu memaksa 38 kepala keluarga mengungsi dan menyelamatkan harta-benda mereka.
Menurut warga bernama Rukiyah, cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang ganas itu terjadi dalam sepekan terakhir.
Meski demikian dia dan tiga anaknya terpaksa harus bertahan karena tidak mempunyai tempat tinggal lain.
Gelombang tinggi itu mengakibatkan pendapatannya sebagai nelayan menurun drastis. "Saya cuma menyelamatkan harta benda dan anak-anak saya. Sudah sepekan saya dan suami tidak melaut karena cuaca buruk," kata Rukiyah.
Peristiwa serupa juga terjadi di Kampung Bugis, Ampenan. Sejumlah rumah warga rusak terkena terjangan ombak. Bahkan beberapa perahu yang berada di pinggir pantai juga ikut hanyut.
Warga terpaksa menaikkan perahu mereka hingga ke jalan raya.
"Sebagian tembok rumah saya hancur terkena ombak. Ini peristiwa yang ketiga kalinya saya alami dalam dua tahun terakhir," kata Aidil, seorang nelayan yang tinggal di Kampung Bugis Ampenan.
Gelombang ganas di sepanjang pesisir Pantai Ampenan membuat sejumlah anggota Tim SAR Gabungan atau Tagana terus memantau kawasan itu. Meski demikian, hingga kini belum ada laporan korban luka maupun jiwa. Warga setempat memperkirakan gelombang tinggi ini akan terus menggulung hingga nanti malam. (Laporan: Edy Gustan, Mataram | kd)
Berita Setempat...
Taliwang (Suara NTB)-
Ombak besar yang disertai naiknya permukaan air laut (pasang), Senin (12/7) kemarin, menerjang pemukiman warga di Desa Labuhan Lalar, Kecamatan Taliwang< Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Akibatnya puluhan warga yang berada di sepanjang pesisir pantai harus kehilangan rumah dan terpaksa dievakuasi.
Dari data di lapangan yang diperoleh menyebutkan, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan parah akibat terjangan ombak besar setinggi 2,5 meter sekitar pukul 08.00 WITA itu sebanyak 8 unit. Sementara 28 unit lainnya oleh warga sengaja dibongkar karena sudah tidak memungkinkan dihuni, terlebih ombak pasang masih diprediksi akan terus berlanjut hingga empat hari ke depan.
‘’Kami (warga) atas izin pemilik terpaksa merobohkan rumah-rumah yang masih tersisa karena kalau dipertahankan pun tidak ada gunanya karena tidak dapat dihuni lagi,” cetus salah seorang warga Desa Labuhan Lalar, Nasruddin.
Ia memaparkan, sebenarnya warga telah terbiasa dengan kondisi datangnya air pasang yang disertai ombak besar. Hanya saja warga kali ini tidak menduga akan menyebabkan kerusakan yang sangat parah sampai meluluhlantakkan rumah warga yang berada di sepanjang pesisir pantai. ‘’Kami tidak menduga sebelumnya, karena ombak sebesar ini biasanya datang saat musim barat yang baru mulai sekitar bulan November hingga Februari. Tapi ini baru bulan Juli sudah kerasnya minta ampun dan membuat kita kehilangan rumah,’’ujarnya.
Tak hanya pemukiman warga yang diterjang, ombak besar yang dianggap warga setempat telah menjadi siklus tahunan itu juga merusak sebagian bangunan pelabuhan yang berada tepat di bagian utara kampung. Bangunan dermaga milik Pemerintah KSB yang baru memasuki tahap pertama pengerjaannya tersebut pada beberapa bagian badannya jebol. Terutama pada bagian yang akan dijadikan jembatan sandar, air laut langsung masuk dalam kolam dermaga yang rencananya baru akan diurug pada pekerjaan tahap kedua.
Nasruddin memperkirakan, keberadaan pelabuhan di bagian utara perkampungan itulah yang menjadi salah satu faktor membesarnya kekuatan ombak yang menerjang pemukiman warga. Hal ini terjadi karena sisa kekuatan hempasan ombak yang menerpa badan dermaga langsung mengarah ke perkampungan warga. Sementara pesisir pantai perkampungan Desa Labuhan Lalar tidak dilengkapi dengan pengaman berupa beronjong atau tameng pemecah ombak.
‘’Sebenarnya sejak pembangunan dermaga, kami warga Desa Labuhan Lalar sudah kerap meminta agar sepanjang pantai diberikan pengaman untuk mengantisipasi hempasan ombak dari bangunan dermaga. Tapi walau sudah dijanjikan, buktinya sampai sekarang tidak terealisasi,’’ cetus Nasruddin dengan nada kecewa.
Sementara itu puluhan kepala keluarga yang rumahnya ambruk atau sengaja dirobohkan karena tidak dapat lagi dihuni untuk sementara waktu oleh pemerintah daerah (Pemda) KSB terpaksa dievakuasi dengan membangun tenda darurat dan dapur umum lapangan (DUL) di lapangan desa. “Kalau yang punya keluarga mereka mengungsi di rumah sanak saudaranya,” papar Nasruddin yang juga salah satu tokoh pemuda Desa Labuhan Lalar itu.
Melihat kondisi warga, Pemda KSB langsung mengirimkan bantuan kepada masyarakat berupa sembako dan kebutuhan mendesak lainnya. Sekda KSB Drs. H. Amrullah Ali, MH yang berkunjung langsung bersama sejumlah jajaran kepala dinas saat berada di lapangan langsung menginstruksikan agar melakukan pendataan seluruh kerugian yang diakibatkan oleh bencana tersebut. ‘’Data itu akan dijadikan pemerintah mengalokasikan bantuan lanjutan kepada masyarakat yang terkena musibah,’’ ujarnya.(bug)
Sumber :: http://nasional.vivanews.com/news/read/197261-ombak-5-meter-terjang-puluhan-rumah-di-ntb
http://www.suarantb.com/2010/07/13/wilayah/Mataram/detil2.html
jupitter.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar