Halaman Utama

Senin, 05 Maret 2012

Ibu..Ayah..Ketahuilah Aku Juga Sangat Mencintai Kalian Dengan Segenap Jiwa Ragaku




Jupitter Story


Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip
dari buku “Gifts From The Heart for Women” karangan
Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko
buku Gramedia, maupun toko buku lainnya. Kisahnya sbb:
Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang
Terbaik Untuk ……



Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak
laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke
gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim
bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke
bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap
pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di
kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu
hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan
memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola
maupun tidak.
Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak
mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih
kuliah.



Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan
seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan
itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat
Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan
yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil
yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang
datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam
perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang
biasa dilakukannya pada malam hari.



“Aku tidak akan menikah lagi,” kata Sherri kepada
ibunya. “Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti
dia”. “Kau tidak perlu menyakinkanku,” sahut ibunya
sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu
memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa
nyaman. “Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya
memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi
dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk
selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka
pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk
tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari
penggantinya.”



Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian.
Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama,
mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi
anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga
Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke
kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha
menjadi seorang ayah bagi Luke.





Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,
Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk
memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya
bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang
ke pertandingan seorang diri. “Pelatih”, panggilnya.
“Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang?
Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?”



Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih
kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam
pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola
dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah
datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan
sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras
dalam beberapa hari ini.



“Tentu,” jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian
ditariknya topi merah Luke. “Kamu dapat bermain hari
ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu.” Hati Luke
bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore
itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil
melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun
berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga
membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.



Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum
pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah
pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir
lapangan. “Pertandingan yang sangat mengagumkan,”
katanya kepada Luke. “Aku tidak pernah melihatmu
bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang
membuatmu jadi begini?”



Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu
mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis
tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata “Pelatih,
ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah
kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan
tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan
itu. Minggu lalu,……Ibuku meninggal.” Luke kembali
menangis.



Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan
ceritanya dengan terbata-bata “Hari ini,…….hari ini
adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga
datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama
melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan
mengecewakan mereka…….”. Luke kembali menangis
terisak-isak.



Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan
yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai
pemain utama hari ini. Sang pelatih yang
berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia
tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk
menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja
itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan
perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua
matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai
seorang anak…..



Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia
sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari
Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha
melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya,
walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya. Luke
baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu
mencintainya……..



Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya
masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang
terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka,
membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.
Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia
akan menyesal seumur hidupnya……………



Sumber :: http://toccatafugue.wordpress.com/2009/07/18/ayah-ibu-ketahuilah-saya-juga-mencintaimu-dengan-segenap-jiwa-ragaku/


jupitter.blogspot.com/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...