Halaman Utama

Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 November 2012

Ini Dia Saat-Saat Bodyguard Cantik China Di Latih



Jupitter Hard



Bodyguard selalu identik dengan pria-pria tegap dan sangar, tidak segan-segan melakukan kontak fisik bagi siapapun yang mengganggu majikannya, namun di China lain. Karena disini adalah pusat pelatihan khusus bodyguard perempuan. Tianjiao Special Guard Consultant Ltd merupakan perusahaan pertama di dunia yang memberikan kesempatan perempuan untuk berlatih menjadi bodyguardSetiap peserta pelatihan harus melalui 10bulan instruksi ketat selama itu mereka memperoleh keterampilan dalam seni bela diri,pelatihan anti-terorisme, pengintaian dan etiket bisnis. Mahasiswa terbaik bisa diundang untuk studi lebih lanjut di International Security Academy di Israel. Empat mingguprogram pelatihan di pantai merupakan bagian dari kurikulum 10-bulan. Dan jangan salah membayangkan para bodyguard perempuan ini jelek-jelek karena sebagian besar dari mereka justru cantik-cantik wow. Dan tentu saja mereka tidak bisa bermanja-manja karena disini mereka dilatih keras.

Best foot forward: Two bikini-clad trainees are kicked and hit with pads as they crawl on the beach during a bodyguard training session in Sanya, China

Lucrative: The trainees grab on to each others' ankles during an exercise supervised by an expert from Tianjiao Special Guard Consultant Ltd

Put through their paces: A trainer dunks the head of one of the would-be bodyguards in the sea

No let up: The woman is then doused in sea water as she comes up for air

In demand: The trainees carry a heavy log on their shoulders as they walk through the sea

Glamorous: The women, many of them college graduates, line up before the start of the training session. Demand for female bodyguards has risen sharply in China as they booming economy as made wealthy business people look to their own security

Not quite Baywatch: Splashing through the surf, the trainees are driven hard by their instructors

No pain, no gain: This trainee walks over her colleagues' stomachs as they wince in pain

Instruction: A trainer uses a megaphone to get his point across as the women prepare to complete another exercise

Splash down: The women shout as they carry a log on their shoulders. Because they can adopt roles including as a secretary, female bodyguards are in high demand in China

Uniknya kebanyakan dari mereka adalah lulusan perguruan tinggi, lho kok? ternyata fungsi utama mereka adalah sebagai sekretaris, sedangkan kemampuan beladiri dijadikan nilai tambah. Kalau anda seorang pebisnis, daripada menyewa sekretaris dan seorang pengawal anda tentu memilih sekretaris yang serba bisa kan? hmm cerdik.




Sumber :: http://www.hariansobek.com/2012/02/wow-ini-dia-suasana-pelatihan-bodyguard.html


jupitter.blogspot.com/



Ninja - Ninja Cantik From Iran



Jupitter Wow



Banyak hal menarik dari Iran, bukan tentang konfliknya dengan Amerika, namun mengenai kehidupan-kehidupan masyarakatnya. Seperti yang kita tahu wanita Iran memiliki ruang lebih sempit untuk berekspresi, namun siapa sangka di negeri ini banyak wanita tangguh, seperti ninja-ninja dibawah ini.

Caren Firouz / Reuters

Pelatih Ninjutsu memperagakan aksi melompati pedang sebagai bagian ilmu Ninjutsu.

Caren Firouz / Reuters

Ninjawati memperagakan aksi menyerang lawan sambil turun memakai tali, olahraga ini legal, karena diawasi oleh Kementerian olahraga federasi bela diri.

Caren Firouz / Reuters

Demo kelenturan tubuh.

Caren Firouz / Reuters

Para ninjawati memperhatikan rekan-rekan mereka yang sedang berlatih.

Caren Firouz / Reuters

Berbagai macam aksi khas ninjutsu diperagakan seperti aksi berjalan di tembok ini.

Caren Firouz / Reuters

Kuda-kuda menyerang.

Caren Firouz / Reuters

Latihan pedang dilakukan di tempat terbuka di sebuah taman di kota Karaj.

Caren Firouz / Reuters

Caren Firouz / Reuters

Latihan ini juga disaksikan oleh para orang tua, instruktur dan siswa-siswa lain.





Sumber :: http://www.hariansobek.com/2012/02/wow-ini-dia-ninja-ninja-wanita-dari.html


jupitter.blogspot.com/



Minggu, 15 Juli 2012

Cerita Tentang " Putri Duyung " Hanya Mitos ?



Jupitter Story



Pemerintah Amerika Serikat telah memastikan kepada warganya bahwa tidak ada yang namanya mayat hidup atau yang biasa disebut zombie dan putri duyung di dunia ini. Seorang pejabat mengatakan, “Tidak ada bukti mengenai keberadaan makhluk air setengah manusia pernah ditemukan.”

“Putri duyung, yang merupakan makhluk setengah manusia dan setengah ikan tersebut, hanyalah makhluk laut dalam legenda,” demikian pernyataan National Ocean Service (NOS). 


Badan tersebut, yang bertugas untuk menanggapi bencana alam, menerima banyak surat yang menanyakan keberadaan putri duyung  setelah stasiun Animal Planet milik Discovery Channel menyiarkan acara “Mermaids: The Body Found” pada Mei lalu.

“Acara tersebut menayangkan sebuah gambaran mengenai keberadaan putri duyung, bagaimana rupa mereka, dan mengapa mereka hidup bersembunyi... hingga kini,” demikian pernyataan pihak Discovery Channel dalam sebuah jumpa pers.

Sebaliknya, pemerintah Amerika Serikat bersikeras bahwa makhluk seperti putri duyung tidak pernah ada dan mengatakan tidak ada bukti nyata mengenai keberadaannya.

Pernyataan tersebut muncul setelah badan pemerintah lainnya, US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mengumumkan bahwa keberadaan mayat hidup atau zombie tidak pernah terbukti.

Pihak CDC telah menerbitkan instruksi mengenai cara menyelamatkan diri dari “bahaya zombie”. Badan tersebut menyebutnya sebagai “sebuah iklan yang main-main untuk mendapatkan penonton yang lebih banyak”.

Iklan tersebut dikeluarkan setelah terjadi serangkaian serangan brutal yang mengarah ke tindakan kanibalisme di Amerika Utara.

Dalam salah satu serangan yang terjadi 26 Mei lalu, seorang pria berusia 31 tahun dari Miami bertelanjang bulan dan menggigit wajah seorang pria tunawisma. Seketika jejaring sosial Twitter menjadi ramai oleh perbincangan tentang bahaya nyata dari bahaya zombie.

Pihak CDC merespon dengan cepat atas merebaknya isu zombie tersebut.

“CDC tidak mengetahui jenis virus ataupun kondisi pasti seseorang yang bisa hidup kembali dari kematiannya,” demikian email seorang juru bicara pemerintah kepada Huffington Post.

Meskipun zombie merupakan sebuah ancaman, cerita mengenai putri duyung justru menggambarkan putri duyung sebagai makhluk yang baik dan jinak.

Namun pernyataan pihak NOS mengaitkan mahkluk bersirip tersebut dengan makhluk berbahaya  dalam cerita dongeng.

“Makhluk setengah manusia juga ada dalam dongeng, selain putri duyung, terdapat pula makhluk baik berkepala manusia, Satyr (makhluk menyerupai domba), dan makhluk menyeramkan minotaur,” ungkap NOS.



silahkan anda Copy paste artikel diatas kalau anda tidak keberatan cantumkan juga sumber dengan linkback ke blog ini. terimakasih....!!!






Sumber ::
http://gebyarmanusialangka.blogspot.com/2012/07/putri-duyung-itu-tidak-ada.html


jupitter.blogspot.com/



Jumat, 20 April 2012

Mitos Tentang Hercules Manusia Setengah Dewa



Jupitter Story



Dalam mitologi Yunani, Hercules merupakan anak Zeus, dewa tertinggi Yunani yang jatuh cinta dan berhasil mencumbui Alcmena, seorang perempuan dari bangsa manusia. Dalam kitab Pararaton, Ken Arok juga dikisahkan sebagai putra Dewa Brahma, hasil hubungan badannya dengan Ken Ndok. Dalam kisah Mahabarata, ada tokoh Bhisma putra dewi penguasa Sungai Gangga dan Prabu Pandu, raja Hastinapura. Ada juga Karna dan kelima Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) yang merupakan anak para dewa yang mendatangi Dewi Kunti dan Dewi Madrim, istri Prabu Pandu. Mahapatih Gadjah Mada yang misterius itu, dalam Kakawin Gadjah Mada, juga disebutkan sebagai putra Dewa Brahma yang menyamar menjadi Mpu Sura Dharma dan mendatangi istrinya, Nari Ratih. Romulus dan Remus, pendiri kota Roma, dikisahkan merupakan putra dari Dewa Mars yang mengawini Rhea Silvia, putri Numitor, raja Alba Longa.


Contoh-contoh di atas merupakan sedikit dari banyak kisah yang bercorak serupa, bahwa seorang pahlawan sering digambarkan sebagai manusia setengah dewa. Mereka memiliki kekuatan adikodrati di atas kemampuan rata-rata manusia. Dengan kemampuan luar biasa tersebut, mereka mampu mengalahkan tokoh-tokoh jahat demi menyelamatkan manusia. Tak jarang pula, para pahlawan tersebut diminta bantuannya oleh para dewa untuk membantu mengalahkan musuh—biasanya raksasa—yang datang mengobrak-abrik kediaman para dewa.

Pertanyaannya adalah, mengapa sering muncul mitos bahwa pahlawan adalah manusia setengah dewa? Mengapa seringkali dewa-dewa justru kalah ketika bertarung dengan para ksatria, padahal kesaktian para ksatria tersebut juga diperoleh dari anugerah para dewa? Mengapa dewa-dewa juga sering kocar-kacir ketika diserbu kaum raksasa?
Jawabannya, menurut saya, terletak pada keunikan manusia itu sendiri dibanding dengan makhluk lain.

Manusia memang makhluk paling sempurna yang dianugerahi berbagai kelebihan berupa kemampuan jasmani, akal, nurani, dan kemampuan ruhani. Dengan kemampuan tersebut, manusia menjadi makhluk yang mandiri, bebas memilih, dan mampu bertanggungjawab atas pilihannya.
Manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan jahat. Manusia bisa memaksimalkan kedua potensi tersebut, sehingga bisa menjadi makhluk yang superhebat: superbaik atau superjahat. Manusia yang memaksimalkan akal, ruh, nurani, dan jasmaninya hingga mencapai taraf kebaikan tertentu bisa menyamai dewa-dewa, bahkan bisa melebihi mereka. Begitu pula sebaliknya, manusia yang serakah, licik, culas, dan haus darah bisa lebih jahat dari demon, syetan, atau apapun yang menjadi ikon kejahatan di dunia ini.

Keunggulan utama manusia terletak pada kemampuannya memilih. Segala sesuatu di dunia ini selalu dihamparkan dalam bentuk pilihan-pilihan. Remote control ada di hati dan pikiran kita. Nah, ketika memilih kebaikan atas keburukan, apalagi didasari pemikiran dan landasan ilahiah, di situlah kemenangan manusia. Ketika memilih berjuang demi kemanusiaan, bukan demi kehidupan pribadinya sendiri, di situlah keunggulan manusia. Pilihan yang tepat melambungkan derajatnya jauh melebihi kedudukan para dewa.
Dalam kisah tentang Hercules, tampak sekali keunggulan manusia tentang kemampuan memilih ini. sebelum menjalani 12 ujian yang dibebankan kepadanya, Hercules didekati dua perempuan cantik. Satu orang menawarinya kehidupan abadi yang penuh kenikmatan, sedangkan seorang lagi menawarinya kehidupan yang penuh perjuangan demi pengabdian kepada kemanusiaan. Hercules memilih hidup penuh perjuangan.

Mereka, para pahlawan/ksatria yang telah memilih berjuang demi kemuliaan manusia itu, namanya abadi dan dikenang oleh generasi setelahnya. Dari masa ke masa, cerita tentang mereka terus diperdengarkan bahkan seringkali dibumbui mitos-mitos keilahian. Sampai taraf tertentu, mereka dianggap memiliki keutamaan yang setara dengan keutamaan para dewa atau setidaknya memiliki sifat setengah dewa.
Kekalahan para dewa dari gempuran raksasa dan adanya permintaan dewa kepada ksatria untuk menumpas raksasa pengacau itu menunjukkan bahwa dalam derajat tertentu, manusia bahkan bisa lebih unggul dari para dewa. Hanya manusia yang berhasil mengoptimalkan semua potensi kebaikanlah yang bisa mencapai tingkatan setinggi itu.

Salam.




Sumber :: http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/08/setengah-dewa/


jupitter.blogspot.com/



Menguak Misteri Patih Gajah Mada



Jupitter Story


Gajah Mada ialah salah satu Patih, kemudian Mahapatih, Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.


Awal Karir

Asal usulnya misterius. Tak diketahui kapan dan di mana ia lahir. Ia memulai karirnya di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada diangkat sebagai patih di Majapahit (1334).

Sumpah Palapa

Pada waktu pengangkatannya ia mengucapkan Sumpah Palapa, yakni ia baru akan menikmati palapa atau rempah-rempah yang diartikan kenikmatan duniawi jika telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat di Pararaton berikut:

" Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa "

"Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada "Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa."

Walaupun ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yang meragukan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Di zaman Prabu Hayam Wuruk (1350-1389), Patih Gajah Mada mengembangkan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.


Perang Bubat

Karir politiknya mulai merosot akibat Perang Bubat (1357). Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa hal ini bermula pada saat Prabu Hayam Wuruk hendak menikahiDyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Namun Patih Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak kerajaan Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri setelah ayahanda beserta seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran.

Akibat peristiwa itu, Patih Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya dan ia diberi pesanggrahan “Madakaripura” di Tongas, Probolinggo. Namun pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih, hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Pada 1364, Gajah Mada menghilang secara misterius dan tidak pernah muncul lagi.

Ada beberapa hipotesa tentang Gajah Mada di periode 1364 dan sesudahnya.

Yang pertama, diperkirakan Gajah Mada mengasingkan diri ke Lampung, dan akhirnya meninggal di Lampung. Saat ini ada pusara yang diyakini sebagai makam Gajah Mada di Lampung.

Yang kedua, ia bergabung dengan Adityawarman yang telah menjadi penguasa Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Dharmasraya, Jambi, dan Palembang. Pada saat tiba di Lampung, ia membuat pusara yang seolah olah adalah makamnya, supaya tidak dicari oleh Majapahit. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke utara dan bergabung dengan Adityawarman.

Yang ketiga, ia memimpin ekspedisi ke sebrang lautan hingga ke MADAGASKAR. Asal muasal pulau tersebut memiliki nama Madagaskar, diperkirakan ada hubungannya dengan Mahapatih Gajah Mada. Penduduk asli pulau itu, etnis Merina dan Betsileo, mirip dengan penduduk asli pulau jawa.
http://mysteriously-world.blogspot.com/2010/04/gajah-mada.html


Siapa yang tidak tahu nama tokoh ini, semua orang Indonesia tahu nama besar Gajah Mada sang Mahapatih Majapahit, orang pertama yang mempersatukan Nusantara. Tapi sampai saat ini, setelah 7 abad sejak kebesaran namanya berkibar di seantero negeri, tidak ada satu pun orang yang dapat mengungkap misteri asal-usulnya bahkan tentang akhir hidupnya. Bukan saja tentang asal-usul dan kematiannya, tentang strategi politik menuju posisi puncak di Majapahit serta strategi perangnya menguasai Nusantara juga masih menyimpan banyak misteri yang tak terjawab hingga kini.

Tidak ada satu sumber pun yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui asal Gajah Mada dan siapa orang tuanya. Para sejarawan bersilang pendapat tentang asal usulnya. Ada yang menyebut Gajah Mada berasal dari Sumatera, tepatnya dari Minangkabau dengan asumsi bahwa kata Mada itu di Minangkabau berarti bandel, sementara di Jawa tidak ada kata Mada dalam kosa kata bahasanya. Selain itu gelar Gajah juga diambil dari asal nama binatang yang berada di pulau andalas itu. Asumsi ini diperkuat dengan kedekatan hubungan antara Gajah Mada dan Adityawarman (pendiri kerajaan Pagaruyung), seorang pangeran Majapahit berdarah Sumatera, kemungkinan Adityawarman lah yang membawa Gajah Mada ke Majapahit. Namun sebagian lainnya menyebut Gajah Mada berasal dari Bali. Masyarakat Bali mempercayai cerita turun temurun yang menyebut bahwa ibu sang patih ini berasal dari Bali.Ada juga yang memperkirakan Gajah Mada berasal dari suku Dayak Krio di Kalimantan Barat,merujuk dari kisah nenek moyang suku Krio tentang seorang Panglima besar dayak bernama Panglima Jaga Mada yang diutus ke Jawa Dwipa untuk menguasai tanah Jawa. Kemudian ada juga yang menyebut bahwa Gajah Mada itu berasal dari Mongol. Diperkirakan dia adalah salah satu pimpinan pasukan Mongol yang tertinggal. Ketika itu Raden Wijaya (pendiri Majapahit) mengalahkan pasukannya yang berniat menyerang Raja Kertanegara karena telah melecehkan Mongol dengan memotong telingan Meng Khi (utusan Mongol).
Misteri yang luar biasa adalah tidak diketahuinya secara pasti bagaimana rupa Gajah Mada sampai saat ini. Penemuan terakota pipi tembeb di Trowulan yang disebut-sebut sebagai perwujudan wajah Gajah Mada sampai saat ini juga belum terbukti. Rupa Gajah Mada yang kita kenal sekarang ini juga menjadi polemik dan kontroversi karena sebagian orang menyebut bahwa penggambaran rupa Gajah Mada itu hanya rekaan Moh.Yamin pengarang buku “Gajah Mada Pahlawan Nusantara”. Lihat saja wajah Gajah Mada dan bandingkan dengan wajah Moh.Yamin, sangat mirip. Jadi kemungkinan besar rupa itu hanya rekaan Moh.Yamin yang menjelmakan wajahnya sebagai Gajah Mada.

Kita mengetahui awal kisah kariernya menuju posisi Mahapati berawal sebagai prajurit pengawal raja (bhayangkara). Dikisahkan Gajah Mada hanya seorang bekel bhayangkara pada masa pemerintahan Raja Jayanegara. Kemudian terjadi pemberontakan para Dharmaputra pimpinan Ra Kuti yang berhasil menguasai kerajaan. Gajah Mada berhasil menyelamatkan sang Raja dari para pemberontak. Bahkan kemudian Gajah Mada berhasil merebut kembali kerajaan, membunuh Ra Kuti dan mengembalikan tahta ke tangan Jayanegara. Ini juga menjadi misteri, bagaimana cara seorang bekel bhayangkara mampu memukul kembali para pemberontak yang sedemikian kuat hingga bisa menguasai kerajaan.Setelah berhasil mendudukan kembali Jayanegara sebagai Raja, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi patih di Daha dengan Raja Dyah Gitarja (adik tiri Jayanegara).
Kematian Jayanegara yang dibunuh oleh Ra Tanca juga menjadi misteri tentang Gajah Mada.Dengan matinya Jayanegara, Dyah Gitarja kemudian naik menjadi Raja bergelar Tribhuana Tunggadewi. Ini menimbulkan desas-desus bahwa pembunuhan Jayanegara memang telah direncanakan Gajah Mada sebelumnya dengan memakai tangan Ra Tanca, mengingat Gajah Mada lebih dekat dengan Dyah Gitarja ketika di Daha dan kematian Jayanegara menguntungkan bagi Gitarja. Selain itu, ketika Ra Tanca membunuh Jayanegara, tabib itu langsung dibunuh oleh Gajah Mada tanpa dihadapkan ke muka sidang pengadilan. Setelah Gitarja menjadi Raja, kemudian Mahapatih Arya Tadah memberikan jabatannya kepada Gajah Mada. Konspirasi ini dirasa mirip dengan konspirasi peralihan kekuasaan di zaman Indonesia modern (baca: konspirasi tahun 65).

Masa pemerintahan Hayam Wuruk menjadi masa-masa keemasaan Majapahit dibawah pemerintahan Gajah Mada. Posisi Gajah Mada sebagai Mahapatih, jabatan tertinggi setelah Raja secara otomatis memberinya kekuasaan yang sangat luas mengingat Raja hanya sebagai lambang negara sementara Mahapatihlah yang memegang pucuk pemerintahan dan militer.Ketika itu Majapahit telah menguasai Nusantara, dari Semenanjung Malaya, Tumasik (Singapura), Swarnadwipa, Sambas, Brunei, Bali, Lombok hingga Siam. Untuk menguasai negeri-negeri maritim ini Gajah Mada membangun armada perang yang luar biasa kuat dibawah pimpinan Laksamana Nala. Tapi sampai saat ini bagaimana kebesaran armada dan bagaimana strategi perang sang Mahapatih tidak kita ketahui detail sebagaimana strategi perang Sun Tzu yang kesohor itu. Mungkin jika kita mengetahui tentang strategi perang Gajah Mada, pastilah tidak kalah hebatnya dari Art of War nya Sun Tzu itu.
Sebagai kepala pemerintahan, keberhasilan Gajah Mada membangun lay out ibukota Majapahit yang nyaris sempurna, benteng-benteng hingga kanal-kanal air membuat kita berpikir keras bagaimana dan dari mana ia memperoleh ilmu pengetahuan itu. Bahkan minggu lalu, Kompas edisi cetak membahas tentang kecanggihan sistem pengairan Majapahit. Sistem pengairan ini bahkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah DKI sebagai salah satu solusi mengatasi banjir saat ini. Peradaban yang luar biasa maju di zamannya. Lantas pertanyaannya, dari mana dia mendapat pengetahuan tentang itu, kembali ini sebuah misteri.

Selanjutnya adalah misteri tentang perang Bubat. Kemungkinan cerita tentang perang yang mencoreng nama Gajah Mada ini hanya cerita karangan Belanda yang ingin memecah belah.Sebab hanya bersumber dari Syair Kidung Sundayana, sementara sumber dari prasasti atau Negarakertagama sendiri tidak menceritakan hal ini. Belanda melakukan ini sebab ingin memecah belah kekuatan Raden Patah (keturunan Majapahit dari Brawijaya) yang bergabung dengan kerajaan Sunda melawan Belanda. Ini juga salah satu misteri Gajah Mada yang tak terungkap.
Akhir hidup Gajah Mada juga tidak jelas. Gajah Mada tidak diketahui mempunyai istri dan keturunan. Tidak diketahui juga bagaimana dia mangkat, dimana dikebumikan dan dimana ia menghabiskan sisa hidupnya setelah tidak menjadi Mahapatih. Tidak ada satu pun candi yang didirikan untuk mengenang dirinya. Meski banyak prediksi dan perkiraan tentang makam Gajah Mada, petilasan dan lain sebagainya, tapi ini belum juga bisa dibuktikan secara ilmiah.
Tokoh besar ini menjadi salah satu misteri besar bangsa ini.



Sumber :: http://tokoh-misteri.blogspot.com/2011/07/mengungkap-misteri-gajah-mada.html


jupitter.blogspot.com/



Misteri Tokoh Arya Asvendra



Jupitter Story




Masyarakat tradisional di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menulisnya dengan ejaan Asvendra. Lengkapnya Arya Asvendra. Anda sulit percaya? Siapa Asvendra sebenarnya? Dari era apa? Kerajaan apa? Di mana pula?
Nama ini dapat ditemukan dalam manuskrip Sejarah Kawitane (Ana) Wong Jawa lan Wong Kanung (Sejarah Asal Mula Ada Orang Jawa dan Orang Kalang).
Berdasarkan cerita tutur turun-temurun, naskah ini ditulis ulang secara sembunyi-sembunyi oleh tokoh agama lokal yang menyebut diri mBah Guru pada tahun 1931.
Selama masa penjajahan Indonesia oleh bangsa Belanda, manuskrip ini disembunyikan rapat-rapat agar tidak dirampas dan dibawa ke Negeri Belanda.
Naskah berbahasa Jawa ini baru diterbitkan berhuruf Latin dalam jumlah terbatas di Padepokan Argasoka di lereng Gunung Lasem pada tanggal 28 Juni 1996.
Penulis diizinkan memfotokopinya dalam pertemuan dengan tokoh muda Kalang di Blora akhir tahun 2010.
Juga naskah kuno Lasem yang lain, Sabda Badra Santi, kitab ajaran Buddha Jawa, yang ditulis oleh Mpu Santibadra pada tahun 1401 C (1479 M). Di dalam terbitan aksara Latin tahun 1966, buku ini dilampiri Carita Lasem (carita sejarah) yang ditulis ulang oleh R. Panji Karsono pada tahun Jawi 1857 (1920 M) serta Bausastra, glosari bahasa Jawa dialek Lasem.

Tata Negara Jawa

Kita tunda pembeberan siapa itu Arya Asvendra, ada baiknya kita pahami dulu sistem ketatanegaraan pada masa itu.
Era Asvendra ini tepatnya terjadi tak lama setelah pendeta Buddha asal Cina, Fa Hsien, terdampar di Jepoti atau Javadi (istilah persamaan lidah orang China untuk Jawa-Dwipa).
Dapat pula digunakan rujukan lain, Fo-kuo Chi: Records of Buddhist Kingdoms, yang ditulis Fa Hsien di Cina pada tahun 430 M.
Fa Hsien adalah salah satu pendeta Budha China yang masyhur. Ia dikirim ke India pada tahun 339 M oleh Kaisar Jin Timur, Xia Wudi.
Dalam perjalanan pulang ke Kanton, ia singgah di Kantoli, yang kelak menjadi Criwijaya, dan lalu, akibat cuaca buruk, terdampar di Pulau Jawa.
Ini terjadi pada era raja yang berkuasa antara Airlangga (k. 1009-1042) di Kahuripan, sekarang kira-kira di antara Kudu, Kabupaten Jombang, dan Mada, Kabupaten Lamongan, serta Jayabaya (k. 1135--1157 M) di Mamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Masih terpecah

Ketika Fa Hsien terdampar, yang berkuasa di Jawa Dwipa ialah Datu Hang Sambadra berkedudukan di kota yang dibangunnya sendiri pada tahun 385, Pucangsula. Bekas banjar besar ini kini menjadi Desa Logading-Sriamba, Kecamatan Lasem.
Raja ini dibantu anak perawannya berusia 22 tahun, Dewi Sibah (Sie Ba Ha), sebagai dhang puhawang (lama-lama berubah menjadi: dampoawang), panglima angkatan laut.
Sebelum pulang, Fa Hsien berdebat soal agama, tepatnya mengenai "delapan jalan kebenaran", dengan adik raja, yang hanya disebut sebagai Jnanabadra (harfiah: cendekiawan).
Negeri itu disebut Jawa Dwipa karena merupakan paduan dari dua pulau: Jawa Pegon di timur selatan dan Jawa Purwa di barat utara.
Secara administrasi pemerintah kedua pulau ini disatukan oleh Hang Tsu-Wan, pendiri kota Tuban, pada tahun 115 M.
Saat Fa Hsien berkunjung itu, bahkan sampai kunjungan Laksamana Zheng He (dialek Hok Kian: Cheng Ho), tujuh pelayaran antara tahun 1405 dan 1433 M, Pegunungan Muria masih terpisah dari Pulau Jawa.
Saat berjaga alias ronda laut di ujung barat Nusa Jawa Dwipa, Dewi Sibah kedatangan tamu, Resi Agastya Kumbayani, penyebar agama Hindu aliran Ciwa dari kerajaan Indriya-Satwamayu di negeri Menak.
Siapakah Resi Agastya Kumbayani, terutama terkait dengan tokoh kita, Arya Asvendraa.

Rebutan belerang ekspor

Perang tanding seru tak pelak lagi terjadi antara Dewi Sibah dan Resi Agastya Kumbayani yang tampan itu. Singkat kata, Dewi Sibah kalah. Mereka pun saling jatuh cinta dan...Dewi Sibah membawa pulang kekasihnya itu, menghadap ayahnya.
Pada tahun 415 Masehi, Datu Hang Sambadra turun takhta. Pemerintahan Pucangsula diserahkan kepada Dewi Sibah, yang dilantik dan ditetapkan menjadi dattsu-agung (maharani). Juga adik Dewi Sibah yang bernama Dewi Sie Ma Ha (Simah), yang semula adipati-muda Medang Kamulan di Teluk Lusi (kini: Kabupaten Blora) diwisuda menjadi dattsu, dipindah ke Banjar Besar Blengoh, yang dijadikan Keraton Keling. (Sebutan keling ini diambil dari nama buah yang sudah tua dan keras dari pohon tal betina. Bila masih muda, buah ini disebut siwalan).
Sekarang bekas istana ini menjadi Lapangan Keratonan di Desa Blengoh, Kecamatan Keled, Kabupaten Jepara. (mBah Guru, halaman 27)
Datu Hang Sambadra meninggal pada tahun 425. Setahun kemudian, Arya Asvendra diangkat menjadi raja muda.
Pusat banjarnya dijadikan kota bernama Batur-retna. Banjar Rabwan dijadikan pelabuhan negara Baturretna.
Beberapa tahun kemudian, orang Endrya-Satvamayu mendengar kabar bahwa Resi Agastya menjadi datu di negara Baturretna.
Banyak di antara mereka lalu pada menyusul pindah bebadra (membuka tanah) di bumi Dieng yang subur untuk olah pertanian.
Mereka yang tidak menjadi petani diperintah bekerja mengumpulkan belerang dari lereng kawah Dieng. Belerang itu untuk bahan perdagangan... Baturretna, ditukarkan dengan alat pertukangan dan kain sutera yang dibawa peniaga dari China, lewat pelabuhan Banjar Rabwan. (mBah Guru, halaman 30.)
Terjadilah perang saudara. Resi Agastya gugur. Bela pati ayahnya, Arya Asvendra menyusul gugur tengkurap di depan Candi Sumbadra. Bagi Dewi Sibah, perang saudara itu buah simalakama.
Dia pun menyerahkan takhta kepada patihnya. Dia bertapa di Gunung Tapaan sampai wafat pada tahun 445 Masehi.





Sumber :: http://tokoh-misteri.blogspot.com/2011/07/misteri-tokoh-arya-asvendra.html


jupitter.blogspot.com/



Mengungkap Misteri Tentang Tokoh Pewayangan Semar



Jupitter Story



Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
• Bebadra = Membangun sarana dari dasar
• Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia

Javanologi : Semar = Haseming samar-samar
Harafiah : Sang Penuntun Makna Kehidupan
tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik”.

Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang, dempel = keteguhan jiwa).
Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa jawa kuno)
maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.

Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.

Semar barjalan menghadap keatas maknanya : “dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ), yang maha pengasih serta penyayang umat”.
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia), agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi.

MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.
Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.

Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan

Kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.

Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti.

Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.

Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati.

Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta. Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. 

Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan.
Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta.

Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin.
Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.

Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.

Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadah Janggan Semarasanta sebagai media menitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.

Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.

Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.

Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.





Sumber :: http://tokoh-misteri.blogspot.com/2011/07/misteri-tentang-tokoh-semar.html



jupitter.blogspot.com/



http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...