Jupitter Renungan
[Surabaya, 24 Juni 2000]
Nama saya Sukiyanto. Saya barusan selesai ikut SEMINAR MENGENAI ABORSI, dengan Pembicaranya : Dr. Kusuma.
Seharusnya saudara-saudara dan teman-teman bisa hadir sendiri di situ, bisa mendengarkan sendiri dan bisa melihat video yg ditunjukkannya itu..
Dalam seminar itu, dijelaskan secara detil, proses pertumbuhan dan perkembangan dari calon janin sampai janin itu dilahirkan …
Selain itu, juga ditampilkan secara detil proses ABORSI…
Janin yg awalnya hidupnya damai, tenteram, dan kadang-kadang bergeliat manja di dalam perut ibunya, sekejap mata terusik oleh peralatan-peralatan ABORTUS.
Di jaman sekarang, dunia kedokteran yg telah banyak mengalami kemajuan, teknologi yg canggih, yg memungkinkan proses ABORTUS itu berjalan singkat dan ‘aman’.
TAPI BENARKAH PROSES ABORTUS ITU BERJALAN DENGAN ‘AMAN’ DAN BIASA-BIASA SAJA ???
Ukh… seandainya saja kalau Anda bisa melihat sendiri jalannya proses abortus itu…
Weukhjhh… mungkin Anda akan terkejut sekali, muntah-muntah atau mungkin langsung pingsan. Bukannya saya ingin melebih-lebihkan, tetapi itulah kenyataan yg ada, tangan-tangan yg melakukan ABORTUS itu seakan-akan hanya mengeluarkan segumpal ‘sampah’ dari perut seorang wanita.
DIOBOK-OBOK, DIHISAP, DIREMUK DAN DITARIK PAKSA KELUAR DAN
DIBUANG !
Saya bisa mengatakan seperti ini, karena dalam seminar itu, ditayangkan video mengenai proses abortus secara detil…
Diawali dengan pelebaran lubang keluar janin sampai sekitar 1 cm lebih, dengan alat obeng busi. Setelah itu dimasukkan alat pengukur untuk mengukur kedalaman rahim. Kemudian alat penyedot abortus dimasukkan ke dalam rahim. Setelah masuk, alat penyedot dihidupkan, segala cairan dihisap ke dalam selang, daging-daging yg masih lembek dan tulang-tulang kecil pun tidak
ketinggalan dihisap oleh alat tersebut.
Lewat layar monitor, walaupun gambarnya agak kabur, namun kita bisa melihat dengan jelas, terjadi pemberontakan di dalam sana. Janin itu terus saja bergerak ke sana kemari, berusaha membebaskan diri, berusaha melarikan diri.
(Tetapi ke mana lagi ia musti lari ???)
Walaupun sudah berusaha keras, tetap saja tidak mampu melawan kuatnya hisapan alat penyedot tersebut. Dan akhirnya yg tertinggal hanyalah bagian kepalanya saja (tengkorak).
Tahap terakhir dari proses ABORTUS adalah dimasukkannya TANG ABORTUS ke dalam rahim. Tanpa kesulitan, kepala janin yg tersisa itu langsung tertangkap oleh tang abortus itu, dan … krek… kepala tsb langsung diremukkan, trus ditarik keluar dari
rahim ibunya.
Dan ini ada beberapa pesan yg disampaikan oleh Dr. Kusuma: (sejauh saya bisa mengutipnya..)
Saudara-saudara sekalian, kita mungkin sering melihat penganiayaan-penganiayaan di jalan-jalan, korban senjata tajam, korban pemerkosaan, dll….
Pelakunya kita kecam dan kita cap tidak peri kemanusiaan sama sekali. Pihak berwajib menangkap mereka dan menghukumnya…
TAPI BAGAIMANA TINDAKAN ABORTUS ???
BUKANKAH HAL INI JUGA SAMA SAJA????
Bahkan lebih parah lagi, yg merupakan korban di sini adalah yg tidak berdaya, yg sangat lemah sekali, yg sangat membutuhkan bantuan orang lain agar ia bisa hidup… Tapi nyatanya dia diserang, diobok-obok, dan diremukkan.
Apakah janin itu menerima begitu saja ketika proses abortus itu berlangsung?
TIDAK. Janin itu bergerak memberontaki, bahkan lewat monitor, kita bisa melihatnya mulutnya yg selalu ternganga lebar-lebar, BERTERIAK,
JANIN ITU BERTERIAK MINTA TOLONG, TETAPI SIAPAKAH YG BISA MENDENGARNYA, SIAPAKAH YG MENOLONGNYA….. YANG ADA HANYA SEBUAH “SILENT SCREAM”…
Kalau Anda sendiri yg menjadi janin itu, apakah yg akan/bisa Anda lakukan?
Sungguh kasihan sekali janin itu, dia yg lemah, dia yg tidak tahu apa-apa, dia yg tidak melakukan kesalahan apa-apa, musti dilenyapkan kehidupannya… karena apa???
HANYA DEMI NAMA BAIK?
HANYA DEMI KEHORMATAN?
HANYA DEMI MARTABAT KELUARGA??
Sebuah nyawa.. musti dikorbankan…
Janin, sebuah jiwa, suatu kehidupan, sebuah karunia TUHAN Yang Maha Besar, dihancurkan dengan begitu mudahnya oleh manusia.
Beginikah cara manusia mensyukuri apa yg telah Tuhan berikan???
Oleh karena itu, saudara-saudara, marilah kita semua mencegah dan menghindari terjadinya aborsi. Adapun yg bisa kita lakukan adalah menghindari seks pra-nikah, sehingga kita tidak perlu dihadapkan pada pilihan aborsi. Dan mengingatkan rekan-rekan kita.
Apapun alasannya, aborsi tetap saja sebuah pembunuhan, suatu usaha yg melawan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menciptakan makhluk kesayangan-Nya.
Mungkin hanya inilah yg bisa saya sharing-kan kepada saudara sekalian.
Mohon maaf atas kata-kataku ini yg amburadul, kata-kata yg tidak sempurna, kata-kata yg belum mampu menjelaskan betapa besar penderitaan yg dialami oleh janin tsb.
Tapi kalau saja saudara bisa melihat sendiri, korban-korban aborsi itu, ‘bangkai’ janin-janin yg masih kecil, badannya yg
masih tidak karuan, yg membengkak biru kehitam-hitaman, jari-jari tangan dan kakinya yg terputus dan terpencar-pencar itu..
Dan kalau saja bisa melihat langsung mata janin tsb:
mata yg sedih dan penuh penderitaan itu seakan-akan mengatakan:
“MAMA, MENGAPA ENGKAU MELAKUKAN HAL INI? APAKAH SALAHKU PADA MAMA?”
FX. Sukiyanto, S.Kom
Sumber :: http://toccatafugue.wordpress.com/2008/12/03/aborsi-pkirkan-sekali-lagi/
jupitter.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar