Halaman Utama

Rabu, 02 Maret 2011

Kumpulan Tips Bertechnologi Tinggi

MOVING BLADES WATER WHEEL, HYDROPOWER AND WINDPOWER SYSTEM PATENT No. : ID 0 007984

When I was a little boy, 1950st, September – December, Pawan River always flooded my village, Tanjung Pura, Ketapang Regency, West Kalimantan. I made little water wheel, use the roller of thread from my Mother sewing machine.
When I become a Mechanical Enggineer, I ride a book by Jack J. Fridz: “Small and Mini Hydropower Systems”, McGraw-Hill Book Company, USA, 1984. He said: “Small and mini hydropower system appear to have an enormous potential, particularly in remote area of Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, and Irian Jaya not served by a central grid”.
The villages in Kalimantan and another island always at riverside. There are many big and deep rivers. So, the water wheel is suitable to make floating hydroelectric by using energy of river flow, without build a dam. The river flow is too slow, in 1996 I made a big water wheel, floated on the Pawan River. But what happen? The water wheel always stop running when front blades press the water down and rear blades lift up the water. Fortunately I created a new invention, namely: “Moving Blades Water Wheel” or “Kincir Ismun”. Kincir is an Indonesian languages for Water Wheel. Patent Number: ID 0 007 984.
This new invention is running smoothly. The power or torque is up to or function of the sink area of the blades and velocity of river flow. So, we can build floating hydroelectric power generator along the rivers, without make a dam in river. Without damage the ecosystem, green energy, and to decrease the global warning.
This Moving Blades Water Wheel also suitable for winds energy or combination of winds and water (sea and rivers), by vertical axis models.
 
Moving Blades Water Wheel, Microhydroelectric, at Selokan Mataram, Irigation channel, Yogyakarta Indonesia (5.000 Watt, AC). Patent No. ID 0 007 984


Floating Microhydroelectric at Kapuas River, West Borneo (Kalimantan Barat, Indonesia)



At Sekadau River, West Borneo

Wind Power Electric Generator, Moving Blades Water Wheel, vertical axis. Pantai Siung, Gunung Kidul, Wonosari Yogyakarta, Indonesia.
Paten No. ID 0 007 984


CARA MERUBAH SAMPAH KOTA (SAMPAH ORGANIK) MENJADI INDUSTRI BIOGAS (GAS METAN) DAN PUPUK KOMPOS


Sampah kota adalah sumber duit. Plastik, kertas, logam didaur ulang. Sampak organik yang bau, sarang bakteri penyakit dijadikan bahan bakar gas metan. Di kota besar negara maju sudah lama dijadikan bahan bakar industri. Bila gasnya sudah tidak keluar, tidak bau, dijadikan pupuk ompos. Caranya sangat mudah.

1.Sampah organik dimasukkan dalam jejeran lubang yang disemen. Misalnya berukuran lebar 10 x 10 m, tinggi 25 m. Diberi pipa gas dan pipa air.
2.Tiap 5 m tumpukan sampah, tutup sedikit tanah agar tidak mengeluarkan bau, pencemar lingkungan bagi masyarakat sekitar, dan mencegah udara luar masuk.
3.Bila sudah penuh dipadatkan, tutup tanah, beri air yang banyak.
4.Karena tanpa udara luar, bakteri pembusuk akan merubah air H2O dengan Karbon (C ) diambil dari sampah organik menjadi gas metan (CH4) atau proses pyrolisa, sebagai bahan bakar gas untuk rumah tangga dan industri.

Boleh dicampur kotoran ternak atau manusia. Cuma masalahnya, kalau kotoran manusia yang diambil dari sumur resapan, diteliti dulu agar tidak mengandung deterjen, sabun dan bahan kimia. Karena dapat membunuh bakteri pembusuk.

Saya sudah pernah menelitinya. Termasuk air buangan di saluran pembuangan kota. Meskipun bau busuk, banyak mengandung deterjen, sehingga proses pyrolisa tidak terjadi karena bakteri pembusuknya mati.

Sebuah Pabrik atau Industri Kertas di London hanya menggunakan bahan bakar dari sampah kotanya untuk penggerak PLTU pada Ketel Uapnya. Kelebihan gas, disalurkan pada penduduk sekitarnya. Konon katanya, dua tahun modal sudah kembali.

Timbunan sampah di Leuwigajah Bandung meledak tahun 2006, mengubur penduduk di bawahnya karena timbunan gas lembah sampahnya sudah banyak, menumpuk. Terbakar, meledak. Terbaca di koran, pipa besi pembuang gasnya ke alam semesta dicuri orang. Mengapa tidak disalurkan pada penduduk sekitar sebagai elpiji gratis?


CARA MEMBUAT BIOGAS (GAS METAN, CH4) DAN PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN TERNAK



1.Siapkan biang atau ragi, sekitar 2 liter kotoran ternak segar, + 2 liter air. Simpan dalam botol/jerigen terbuka selama 2 bulan.

2.Siapkan drum besar, masukkan kotoran bersama peragi, beri air 1 : 1, sesekali diaduk sampai penuh.

3.Masukkan drum kecil terbalik (tidak bocor) yang sudah diberi selang dan kran udara pengeluar gas dan udara. Tekan sampai tenggelam sempurna (tidak boleh ada udara terkurung).

4.Sekitar 2 minggu, drum kecil mulai terangkat, berarti biogas sudah timbul gas. Gas pertama dibuang dengan membuka kran, drum kecil ditekan, karena tercampur udara. Bila dinyalakan bisa meledak. Selanjutnya gas elpiji (LPG) gratis ini sudah dapat dipakai untuk memasak.

Bila gas sudah habis, tidak diproduksi lagi berarti kotoran ternak tersebut sudah jadi pupuk kompos, tidak bau, penyubur tanah, sayuran kualitas istimewa, harga mahal.
Untuk menghemat kotoran ternak, dapat juga dicampur makanan bekas yang, sayuran, sampah organik.
Selamat berkreasi, di tanah surga Allah.


CARA MEMBUAT BRIKET ARANG DARI DEDAUNAN, SAMPAH, SERBUK GERGAJI DSB.

Bila kita membakar daun, sampah, kayu di udara terbuka secara sempurna, artinya sampai api dan baranya padam, maka yang tersisa adalah abu. Abu tidak bisa dibakar, meskipun kadang-kadang masih berwarna hitam dan agak keras sehingga disebut arang.
Memang ada kerancuan istilah atau kosakata antara arang (abu hitam, yang sudah tak bisa dibakar), zat arang (C, atau karbon, kayu, sebagai bahan bakar) dan zat asam arang atau Oksigen (O2) berupa gas, terdapat sekitar 22% di udara bebas, berupa senyawa didalam bensin (C6H12O6), getah, ter dsb.
Reaksi kimia pembakaran kayu (C ) atau arang di udara bebas, oksigen diambil dari udara adalah:
C + O2  CO2 + Panas + abu

Masyarakat pedesaan biasa membuat arang untuk membakar sate, untuk anglo dsb. Caranya, kayu dibakar dalam ruang tertutup agar udara atau oksigen tidak bisa masuk. Selama pembakaran, asap dan api keluar menghalangi udara atau oksigen masuk. Yang terbakar adalah getah, ter dan senyawa lain di dalam kayu yang sudah mengandung Oksigen.
Karena C sebagai unsur kayu murni tidak kebagian Oksigen, tidak bisa terbakar, maka pada akhir pembakaran ini diperoleh arang atau karbon murni. Atau biasanya disebut arang aktif yang sangat baik sebagai pengisap bau, gas, racun, pemurni air untuk akuarium air laut, penjernih air minum dsb.
Sekarang minyak tanah makin sulit dan mahal, termasuk gas elpiji kadang-kadang sulit dicari, arang makin mahal, maka mari memanfaatkan sampah, rerumputan, daun kering, koran dan kertas bekas, ampas kelapa, kulit kacabg dsb.


Cerita di bawah menurut urutan nomor pada gambar:
1.Ambil drum minyak atau drum bekas aspal. Bagian atas dilubangi diameter 25 cm, bawah terbuka, ditaruk diatas pasir agar udara tidak bisa masuk, seperti gambar.
2.Masukkan dedaunan kering, siram sedikit minyak tanah dan dibakar. Api dan asap keluar dari lubang atas, menghalangi udara atau oksigen masuk. Dari bawah tertutup pasir. Selama pembakaran, dedaunan dimasukkan sedikit-sedikit agar pembakaran kontinyu, sambil diaduk dengan besi atau kayu. Bila sudah terisi sekitar separuh drum, api mengecil dan padam, berarti daun sudah jadi arang. Drum digulingkan, siram air, agar dedaunan yang membara tidak jadi abu.
3.Kita memperoleh arang. Campur serbuk gergaji, Koran, ampas kelapa, kulit kacang dsb.
4.Tumbuk, agar tercampur merata. Tidak perlu terlalu halus. Masukkan adonan encer lem dari kanji. Satu sendok kanji diberi air panas mendidih.
5.Siapkan terlebih dahulu cetakan dari seng talang lebar 30 cm, panjang 60 cm. digulung menjadi silider tinggi 30 cm, diameter 20 cm. ikat dengan kawat halus atau tali rapia. Adonan arang yang lengket dimasukkan dalam cetakan dan ditekan sampai padat. Tengah cetakan dipasang bambu, atau pipa pralon, empulur batang pisang dsb, diameter 5 cm, panjang sekitar 40 cm. Setelah padat, batang tengah dicabut pelan-pelan, dinding seng dilepas, briket arang silinder dijenur selama 2 hari sampai kering betul.
6.Siapkan susunan batu bata ukuran 10 x 5 x 20 cm sebagai tungku arang dan disusun seperti gambar, disemen dengan tanah liat atau tanah sawah. Satu sisi bawah diberi jarak 5 cm untuk alur udara masuk tungku. Masukkan briket arang silinder. Sebelumnya bagian bawah briket digores sebagai alur udara masuk. Bagian kosong pada tungku arang diisi adonan arang yang masih basah agar semua tungku terisi penuh. Ukuran lubang tungku tengah untuk bioarang adalah 20 x 20 x 30 cm.
7.Dapur briket bioarang sampah susunan bata segera dinyalakan dengan memasukkan serutan bambu yang sudah menyala. Agar lebih mudah menyala, pertama siram sedikit minyak tanah. Api akan membara sepanjang saluran tengah, tanpa asap, tidak mengotori panic, seperti kompor gas. Suhu sangat tinggi, efisien karena didning arang berfungsi sebagai isolator panas. Semua panas menuju bagian bawah panci.

Memadamkan kompor ini sangat mudah dan sangat aman. Cukup menutup saluran udara masuk di bawah dengan abu atau pasir, udara tidak masuk. Atas ditutup seng atau tegel. Selama proses padam, panasnya dipakai mengeringkan bagian serbuk arang yang masih basah sehingga menyalakan selanjutnya menjadi lebih mudah.

Sisa adonan serbuk arang dapat dicetak atau dikepal tangan, dijemur. Briket arang ini dapat dipakai untuk memasak sate, anglo dsb.

Pada waktu awal, biasanya panas belum tinggi, boleh dimasukkan ranting atau briket arang kepalan, sehingga memasak lebih cepat.

Briket batu bara kualitas rendah yang berbau menyengat saat dibakar, sulit dinyalakan, dapat dicampur saat menumbuk adonan arang. Termasuk serbuk gergaji, kulit kacang tanah, potongan karton dsb. Hasilnya, tanpa bau, tanpa asap, suhu pembakaran sangat tinggi karena semua gas yang berbau yang sebetulnya masih berupa bahan bakar, akan terbakar sempurna menjasi CO2, H2O dan api (panas).

Jadi inilah tungku yang sangat aman, efisien, ekonomis (tidak ada yang dibeli, kecuali batu bata). Bila perlu dapur susunan bata buat sendiri dari tanah liat.

Briket silinder dapat dibuat dalam jumlah tidak terbatas dan dijual. Suatu lapangan kerja, menghasilkan uang dalam jumlah tidak terbatas.

Rezki lain yang tersembunyi, diajukan sebagai bahan Riset para Dosen. Lumayan 50 juta rupiah per judul disiapkan Pemerintah untuk tahun 2009, bagi 10.000 judul.
Judulnya boleh: 1. Membuat beriket arang berbentuk silinder dari sampah dan dedaunan agar keras, tidak mudah pecah. 2. Membuat briket arang dari sampah yang sangat mudah dinyalakan. 3. Membuat tungku bioarang dari sampah dengan pot bunga, kaleng bekas dsb. 4. Menghitung kalori campuran bioarang dari sampah, dedaunan kering dengan kertas Koran, serbuk gergaji dsb. dan banyak lagi yang lain, termasuk Pengabdian Masyarakat berjudul: Membudayakan Tungku Bioarang dari sampah kota dan dedaunan kering.

Atau bagi Para Seniman, silakan gambar hasil lukisan tangan saya di atas dijadikan MURAL atau gambar di tembok, agar masyarakat bisa belajar sambil menunggu lampu merah di perempatan jalan. Asal tidak membuat jalan macet.

 

MEMBUNUH ILALANG DENGAN ILALANG

Ilalang atau lalang (imperata cylindrical) adalah sejenis rumput. Tapi tingginya bisa sampai 1 meter bahkan lebih. Begitu dominannya, tumbuhan lain tidak bisa lagi hidup. Lahan sudah tidak lagi berguna. Sampai-sampai dijadikan peribahasa, bila kampung sudah ditinggal penghuninya, tidak ada harapan hidup, biasanya dikatakan: “Sudah menjadi padang ilalang”,
Bila padang ilalang dipotong, kering, dibakar, maka akar ilalang segera bertunas, tumbuh dan keluar dari dalam tanah. Tumbuh subur karena abu bakarannya menjadi pupuk. Padi, singkong, ubi, dan aneka sayuran, termasuk bibit pohom karet yang kita tanam akan mati. Tidak mampu bersaing.
Sekarang ini orang senang pada cara cepat atau isntan. Padang ilalang disemprot dengan bahan kimia impor. Ilalang akan mati seperti terbakar, sampai akarnya yang ada di dalam tanah. Barulah lahan ditanami dengan karet, kopra dsb. tetapi efek sampingnya jangka panjang bagi kesehatan dan lingkungan belum diketahui. Mungkin 10 atau 20 tahun yang akan datang akan terasa.
Tulisan ini saya akan menerangkan bagimana cara membunuh ilalang dengan ilalang. Tanpa biaya, ramah lingkungan. Dari alam kembali ke alam. Memanfaatkan kelemahannya. Yaitu, ilalang tidak bisa tumbuh dibawah pohon yang ridang. Artinya, hanya bisa tumbuh bila menerima sinar matahari secara langsung.
Maka, pertama, di musim hujan, ilalang dibabat. Selanjutnya pohon ilalang ditumpukkan pada tunggulnya. Karena lembab, tidak menerima sinar matahari, bakteri pembusuk berdatangan, menyerang bukan hanya daun ilalang tapi sampai ke akar atau rhizomanya di dalam tanah yang mengandung gula. Segera ditanami bibit pohon buah-buahan, karet dsb. karena akarnya sudah mati, biji ilalang yang terbang di bawa angin tidak bisa tumbuh karena pohon yang ditanam sudah mulai berdaun rindang.
Bagi para Sarjana, Dosen PTN dan PTS, cara ini adalah membuka pintu rezeki. Sebagai bahan penelitian, juga amal zariyah. Dana penelitian untuk tahun 2009 cukup besar. Antara lain untuk 10.000 judul penelitian, per judul akan diberi uang Rp. 50.000.000,- . Lumayan kan? Selamat mencoba.

KINCIR ISMUN”, APA SIH?

Banyak yang belum tahu apa itu yang disebut “Kincir Ismun”. Karena itu dengan tulisan ini akan saya terangkan asal usul, kelebihan dan manfaatnya. Tidak untuk membanggakan diri, tetapi hanya sebagai contoh, bagaimana proses sebuah cita-cita setinggi bintang di langit dapat diraih seorang anak desa jauh di pedalaman Kalimantan Barat yang Sekolah Rakyatnya hanya ada sampai kelas 3 dan Gurunya hanya 1 orang, bernama Pak Syafei.
Desaku namanya Tanjung Pura, Kabupaten Ketapang. Bekas sebuah kerajaan yang tertulis dalam Sumpah Palapa, Maha Patih Gadjah Mada. Karena itu dipakai sebagai nama Kodam Tanjungpura di Kalimantan dan Universitas Negeri Tanjung Pura di Pontianak. Ceritanya panjang, mungkin bisa diuraikan lain kesempatan, kalau ada yang berminat.
Bila musim penghujan, jalan kampung tenggelam sampai 3 bulan. Tetapi rumah kami tinggi 2 meter, jadi tidak masalah. Maka kebiasaanku, belum sekolah, akhir tahun 1940-an, meminta selongsong benang pada Ibu. Tiga lembar serutan bambu kuikatkan dengan karet alam karena karet gelang belum ada. Kupasang poros, maka jadilah ia sebuah kincir air dipasang disamping tangga rumah, mainan Si Anak Kecil. Bukan main senangnya.
Setalah memperoleh Insinyur Mesin dari FT.UGM, menjadi Dosen di Yogyakarta, bersama Mahasiswaku, tahun 1984 kincir tersebut dibuat lagi, diameter 1 m, lebar 1 m, dicoba di Saluran Irigasi Selokan Mataram. Berhasil menyalakan listrik menggunakan dinamo bekas mobil.
Tahun 1996, dibuat di Yogyakarta ukuran besar, diameter 5 m, lebar 2 m, diuji coba di Sungai Pawan, Ketapang Kalimantan Barat. Gagal total. Penyebabnya lembaran sudu kincir depan, luas 2 x 2 meter, saat mau tenggelam menekan air ke bawah dan lembaran belakang yang akan timbul mengangkat air ke atas. Akibatnya putaran poros berhenti setiap saat. Generator yang terpasang tidak mengeluarkan listrik.
Dua tahun berdoa kepada Allah SWT, melihat gerakan kaca nako jendela rumah, maka muncullah ide membuat lembaran sudu kincir kecil-kecil, dipasang pada engsel, sehingga dapat bergerak. Saat sudu depan mau tenggelam membuka, air lewat celah antara. Sudu belakang yang mau timbul juga membuka, sehingga hambatan nol. Kincir berputar kontinyu. Energi listrik yang dihasilkan sama dengan luas bidang kincir tercelup x berat jenis air x pangkat 3 kecepatan arus x efisiensi kincir.
Karena belum ada di dunia, tahun 1999 kumintakan Hak Paten pada Dirjen HAKI, dengan Nomor Paten: ID 0 007 984. Namnya “Kincir Roda Air Sudu Bergerak” atau “Kincir Ismun”.
Jadi juara 3 dalam Ristek Medco Energi Award pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 10 Agustus 2007. Dicoba di Selokan Mataram Yogyakarta bersama Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral, P3TKEBT (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan) Jakarta, 2007 – 2008. Juga bersama FT. UGM, dua buah akan dipasang di Manado, memanfaatkan air buangan dari PLN Tanggari 2.
Awal 2008 dipasang di Kabupaten Sekadau, pesanan Bapak Bupati Sekadau Kalimantan Barat. Mulanya dipasang di Sungai Kapuas dan berhasil sebagai PLTA Terapung Pertama di Dunia, tanpa harus membendung sungai.
Pertengahan 2008 dipindah ke Desa Kebiuk, Kecamatan Nangataman, Kab. Sekadau, arus deras. Karena banyak sekali desa yang belum kemasukan listrik oleh PLN. Ini baru percontohan. Mudah-mudahan nantinya akan dipasang ribuan buah di sepanjang sungai di seluruh Indonesia.
Kelebihannya:
  1. Termasuk Teknologi Tepat Guna atau Teknologi Pedesaan karena dapat dibuat oleh bengkel di pinggir jalan. Di atas ponton atau rakit buatan rakyat setempat, mudah dipindah, dapat menyesuaikan tinggi permukaan air sungai. Tanpa harus membendung sungai.
  2. Dapat dipasang di tiap desa, tanpa jaringan listrik terpadu, penghematan yang sangat besar. Energi listrik dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan karena dalam jarak beberapa meter, arus sungai sudah normal kembali.
  3. Tidak ada air, dapat diputar angin dengan poros vertikal. Tanpa sudu pengarah angin. Bertingkat-tingakt tidak terbatas. Tiap tingkat dapat diberi lantai, atas diberi atap supaya awet. Semua peralatan mesin dan listrik berada di tanah sehingga pemasangan, perawatan mudah. Dicoba di Pantai Siung Gunung Kidul, Yogyakarta tahun 2006.
  4. Dapat juga diputar arus air laut dengan poros vertikal.
  5. Dapat juga diputar arus air dan angin. Yang tenggelam diputar arus air (sungai, laut) dan yang timbul diputar angin. Kalau dipasang si atas ponton, namanya menjadi: “Kincir Ismun Goyang Ngebor”. Barangkali, karena baru diujicoba skala kecil.

Terpasang di saluran Irgasi Selokan Mataram Yogyakarta, awal 2008. Tenaga listrik keluar 5.000 Watt/unit kincir. Dalam jarak beberapa meter dapat dipasang lagi ratusan bahkan ribuan buah kincir. Bebas BBM, babas polusi (Green Energy). Tanpa merubah fungsi sebagai saluran irigasi. Buatan bengkel setempat. Paten No. ID 0 007 984.

PLTA Terapung Pertama di Dunia, terpasang di Sungai Kapuas, Kabupaten Sekadau, Maret 2008

Agustus 2008, dipindah ke Desa Kebiuk, Nangataman, Kab. Sekadau, arus deras dan banyak desanya yang belum berlistrik. Jaringan listrik PLN belum masuk. Memanfaatkan arus air deras yang dianggap mubazir.

Kincir Ismun, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dua tingkat, terpasang di Pantai Siung, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul Yogyakarta, 2006. Angin Pantai Selatan. Menghentikan kincir cukup memasang terpal pada sisi angin berhembus. Bertingkat-tingkat tidak terbatas, atas dapat dipasang atap. Generator, peralatan listrik, permesinan (transmisi) berada di tanah. Perawatan gampang, lesehan sambil minum wedang ronde. 


Sumber : http://kincirismun.blogspot.com/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...