Jupitter News _ Gambar – gambar ini bukan rekayasa dan bukan akrobat, tapi merupakan ritual pembersihan diri. Tidak bisa disamakan dengan adegan ” Debus ” asal kota Banten yang merupakan pertunjukan semata. Foto – foto yang dipertunjukan warga Thailand di pulau Phuket ini berkaitan dengan ritual keagamaan asal China. Sebuah ritual pembersihan diri. Berbagai benda tajam ditusukkan dipipi kanan dan kiri.
Tidak sakit ?
Kata sakit hanyalah melekat dengan tubuh jasmaniah. Karena didalam tubuh ditemukan susunan syaraf. Jika susunan saraf ini terganggu, maka seseorang dihadapkan pada rasa kesakitan.
Diberbagai ritual baik yang berbau tradisi semata atau keagamaan, seseorang dihadapkan pada proses pelepasan diri. Dimana manusia rohani menduduki strata yang lebih tinggi dari manusia jasmani.
Seseorang harus bisa melepaskan kedudukan badaniah untuk bisa mencapai keterikatan dengan rohani, dimana kesakita tidak ada. Jika seseorang bisa melakukan ini, maka orang tersebut mempunyai kontrol terhadap rasa kesakitan.
Rasa sakit tetap ada, tetapi bisa dikontrol, dan bahkan bisa dilepasakan. Karena dalam keadaan seperti ini orang tersebut tidak terikat dengan kekuatan badaniah melainkan kekuatan rohani.
Tidak heran, didalam berbagai ritual baik tradisi maupun keagamaan, seseorang berusaha mencapai puncak kenikmatan rohani atau orgasme. Jika didalam hubunga seks seseorang bisa mencapai orgasme, didalam ritual tradisi / keagamaan juga.
Prosesnya juga hampir sama. Didalam hubungan seks, jika seseorang mengalami orgasme, maka kesadaran orang tersebut dalam keadaan “mengabur. ” Perasaan kenikmatan yang mendominasi.
Didalam hubungan seks, seorang wanita bisa menikmati orgasme yang luar biasa jika wanita tersebut bisa mengalami orgasme G-Spot.
Bagi pria juga demikian. Seorang pria akan menikmati sebuah kenikmatan yang begitu luar biasa, jika pria tersebut mampu mengalami orgasme akibat rangsangan pada area G-spot di prostat.
Dalam proses ” pembersihan” seseorang akan menuju strata kesadaran yang disebut ” trance. ” Dalam kondisi ini bisa disamakan dengan orgasme rohani. Mengapa ? Karena area G-Spot di otak sudah tersentuh.
Tidak heran, didalam berbagai ritual baik tradisi maupun keagamaan, seseorang berusaha mencapai puncak kenikmatan rohani atau orgasme. Jika didalam hubunga seks seseorang bisa mencapai orgasme, didalam ritual tradisi / keagamaan juga.
Prosesnya juga hampir sama. Didalam hubungan seks, jika seseorang mengalami orgasme, maka kesadaran orang tersebut dalam keadaan “mengabur. ” Perasaan kenikmatan yang mendominasi.
Didalam hubungan seks, seorang wanita bisa menikmati orgasme yang luar biasa jika wanita tersebut bisa mengalami orgasme G-Spot.
Bagi pria juga demikian. Seorang pria akan menikmati sebuah kenikmatan yang begitu luar biasa, jika pria tersebut mampu mengalami orgasme akibat rangsangan pada area G-spot di prostat.
Dalam proses ” pembersihan” seseorang akan menuju strata kesadaran yang disebut ” trance. ” Dalam kondisi ini bisa disamakan dengan orgasme rohani. Mengapa ? Karena area G-Spot di otak sudah tersentuh.
Bandingkan dengan sentuhan pada G-spot di vagina atau area G-spot di prostat pada pria.
Yang namanya juga lagi orgasme, yang ada khan rasa kenikmatan bukan ? Memang ini membutuhkan latihan dan ketekunan. Kalau yang ditusuk dipipi bukan hal yang kebetulan.
Dipipi susunan syarafnya konon berbeda , sehingga tidak separah dan sesakit jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.
Yang namanya juga lagi orgasme, yang ada khan rasa kenikmatan bukan ? Memang ini membutuhkan latihan dan ketekunan. Kalau yang ditusuk dipipi bukan hal yang kebetulan.
Dipipi susunan syarafnya konon berbeda , sehingga tidak separah dan sesakit jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.
Sumber : http://liputanberitaonline.blogspot.com/2011/01/ritual-pembersihan-diri-yang-mengerikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar