Halaman Utama

Jumat, 21 Januari 2011

Menelusuri Jejak Kaum Lesbian


sejarah mempercayai, bahwa lesbian berkembang dari yunani dengan bukti , bahwa kata lesbian diambil dari kata lesbos, yakni nama sebuah pulau di sana. Sekian abad silam, hubungan antar kaum hawa ini jarang sekali terjadi, bisa dimaklumi karena memang hubungan antar sejenis ini lebih rapat tersimpan rapi, dari pada kaum homo seksual. bisa jadi.,. kaum feminisme lebih pintar mengeksplorasi cinta yang mereka dapatkan. Terkadang apa yang bergejolak, tak mudah di terjemahkan oleh kaum pria. Karena secara kodrati, wanita memang dianugrahi perasaan lembut dan sensitifitas yang cukup tinggi.
Fenomena cinta sejenis perempuan dan perempuan, memang bukan hal yang baru dalam gaya hidup masyarakat metro moderen. Meski sekali lagi keberadaannya masih sangat rahasia. Begitu susah memang menditeksi hubungan ini



Banyak Istilah –istilah yang lazim digunakan dalam dunia lesbian. Istilah ini memgerucut pada discripsi hetero seksual kaum perempuan. Diantara banyak istilah itu, kami menemukan istilah lipstick. Untuk meniskripikan femine lesbian. Istilah ini diperuntukkan untuk mereka yang suka bermake up dan cenderung memliki sifat keperempuanan. Jauh berbeda dengan perempuan bersifat kelelaki- lakian atau lebih di kenal dengan istilah dyke.
Lesbian dalam katagori ini adalah lesbian yang bertidak sebagai sang maskulin. Layaknya pria, ia bertugas untuk melindungi dan mengayomi. Lesbian dyke yang biasanya berkembang atas latar belakang historical masa kecil. Lain halnya dengan lesbian lipstik yang jauh lebih feminin dan layaknya kum perempuan kebanyakan.

Hasil penelusuran lensa minggu ini, menemukan bahwa terjadinya cinta sejenis, Lesbian terlatar belakangi dari banyak hal.. Misalnya.. karena bentukan orang tua yang menginginkan mereka tumbuh menjadi lelaki, pengaruh ,lingkungan serta karakteristik yang memaksa mereka tumbuh menjadi gadis tomboy, dan pada akhirnya membawa mereka lebih dekat dengan pribadi maskulin. Dari sini bisa ditebak, kemana arahnya. Merekapun lebih tertarik dengan gemulai seorang wanita, dari pada keperkasaan seorang pria. Hal ini lah yang menyebabkan, terjadinya dyke, atau perempuan yang sangat kelelaki- lakian

Di sisi lain, Trauma masa kecil, juga bisa jadi menjadi salah satu pemicu terjadinya lesbian. Dari sini bisa memunculkan kengganannya bergaul dengan kaum lelaki, karena paradigma yang dibentuk dari awal, bahwa lelaki memang sosok yang sangat menakutkan dan harus dijauhi.
Penghianatan yang diterima secara berulang kali, perselingkuhan dan juga kekerasan yang pada akhirnya bermuara pada dendam dengan kaum lelaki. Adalah juga salah satu alasan mengapa kaum lesbian ini, memutuskan untuk tidak lagi percaya dengan cinta yang ditawarkan oleh mereka yang menglkim dirinya sebagai makluk jantan itu.

Rasa ini akhirnya terakumulasi menjadi sebuah babak baru dalam dunia percintan mereka. Pengalihan rasa terhadap sesama perempuan mencetakknya sebagai kaum lesbian
Sekali lagi, memang tidak mudah menelusui dunia kaum lesbian. Komunitas mereka lebih tersimpan rapih, dan sangat sulit ditembus. Apalagi untuk diangkat dalam lensa ini.
Entah, karena perempuan lebih pandai menyimpannya secara rapat- rapat ataukah.. memang begitulah seharusnya. Sebauh perasaan yang rasanya tak perlu di gemabar- gemborkan dengan alasan bahwa cinta ini hanya untuk di nikmati berdua saja, tanpa harus memperoleh sebuah pengakuan.

Minggu ini lensa berhasil bertemu dengan pasangan lesbian, yang mengku telah tinggal serumah untuk beberapa waktu lamanya. Pasangan ini bertemu akibat kesamaan rasa saling membutuhkan di antara keduanya. Sebut saja mereka atik dan rini. Keduanya memang mempunyai latar belakang yang berbeda. Atik dibesarkan dalam linkungan yang mengharuskan dirinya tumbuh menjadi gadis tomboy. Sedangkan Rini, mempunyai kisah yang tidak mengenakkan dengan kaum pria. Keduanya bertemu, saling menceritakan pengalamn masing- masing. jadilah tumbuh perasaan tak lazim diantara keduannya. Hubungan intim, layaknya suami istri. Atas rasa cinta dan kasih sayang itulah rini dan atik memutukan untuk tinggal seatap dan merajut jalinan cinta seperi kebayakan pasangan kasmaran lainnya.

Begitulah,… Menjadi lesbian memang bukanlah pilahan hidup yang harus di jalani.., dengan kata lain, kaum lesbian ini memang tak kuasa menolak dengan apa yang menimpa diri mereka. Tak ambil pusing dengan kata terjebak, atau batasan norma dan etika, mereka melakoni saja hidup sesuai dengan naluri dan perasaan mereka. Seperti halnya Atik, yang tak perduli identitas yang diberikan kepadanya. Tak merasa terjebak pada raga yang salah, ketika naluri maskulin lebih kental ia rasakan dari pada perasaan feminisme yang biasa disandang oleh perempuan.
Kepada lensa, Riini dan atik Menuturkan, , tak ada kata rasa risih dengan cinta sejenis ini, karena cinta selalu bicara keindahan. Lebih dari itu semua, pasangan lesbian ini lebih mementingkan keindahan dan kasih sayang diatas hubungan intim sebagai tujuan utama, meski yang satu ini tentu tak bisa dipisahkan.

Yang mengejutkan, ternyata hubungan sejenis nyaris menjadi life style bagi mereka yang mendambakan sensasi hubungan intim. Bosan dengan pola hubungan normal laki-laki dan perempuan , cinta sejenis juga menjadi alternatif penawar kebosanan dalam upaya pencarian kenikmatan sesaat ini.
Cinta sejenis lesbian, kebanyakan hinggap juga pada mereka yang telah mapan. Kaum eksekutif muda misalnya. Sinyal – sinyal untuk tebar peseona di antara sejenis pun bisa terjadi dimana- mana termasuk dalam hubungan kerja. Signal yang diberikan begitu , kuat penuh dengan perasaan. Maklum, kaum wanita memang akrap dengan intuisi dari pada logika.
Komunitas kaum lesbian berkembang dan tumbuh subur di negara kincir angin. Disana mereka bebas menunjukkan hubungan sejenis ini.

Lain halnya dengan indonesia yang lebih menjunjung tinggi nilai-ketimuran. Tak mudah rasanya menemukan komunitas mereka di negara ini.
Hubungan lesbian dilaporkan juga terjadi di sparta. Kata seks sejenis atau homoseks antara perempuan berasal dari yunani kuno, yakni saphho. Diprediksi mempunyai kehidupan percintaan yang kompleks. Beberapa pendahulu mengatakan bahwa saphho memiliki jalinan cinta dengan laki- laki juga. Sementara menurut sumber maximjus of tyre mengatakan bahwa cinta lesbian berawal dari hungan persaudaraan.
Tak mengaherankan memang, karena cinta sejenis perepuan dengan perempuan berawal dari simpati, dan sangat bertolak belakang dengan cinta yang memuja birahi.

Di eropa, Lesebian adalah ilegal. Perbuatan sodomi di hukum dengan hukuman gantung atau penjara. Tetapi pada tahun 1967 hubungan sejenis laki- laki, baru mendapatkan pengakuan. Hal ini berbeda dengan hubungan lesbian yang tidak menyalahi hukum alias keberadaannya memang dilegalkan. Tak ada yang salah dalam hubungan sejenis perempuan dengan perempuan, dengan anggapan tak ada unsur kekerasan dalamm lesbianism.
Malam itu kami mencoba mencari jejak kaum lesebian di sebuah tempat hiburan malam. Sumber terpercaya menyebutkan, kalangan ini juga kerap menghabiskan waktu nya pada gemerlp kehidupan malam. Meski tak semuanya demikian. Adalah sebuah komunitas yang sengaja mengkoordinir, keberadaan mereka. Sekedar konkow atau menenggelamkan diri pada hingar bingar lampu diskotik serta alunan musik yang mengehentak.

Tapi siapa yang bakal menyangka. Jika satu dari komunitas ini adalah kalagan lesbian. Merekapun enggan untuk menungkap jati diri sebenarnya. Apalagi untuk terekam dalam lensa ini.
Ketika berkumpul dengan sesama lesbian, perempuan pendamba sensasi hubungan intim tak lazim ini , begitu bebas untuk mengungkapkan ekspresi kasih sayang mereka. Tak ada yang ditutup – tutupi. Semuanya dibiarkan mengalir begitu saja, seolah tak ada lagi batasan norma yang mengharuskan mereka untuk mengungkapkan hubungan tak lazim ini tanpa filter.

Baiklah.., sensasi yang ada pada hubungan sesama jenis perempuan dan perempuan ini meamang terasa janggal dan tak mungkin rasanya di ungkap secara gamlang. Mengingat privasi dan kenyataan bahwa hubungan lesbian memang tak hanya mementingkan kepuasan hubungan intim semata.
Mulai sepanjang tahun 1980-an, ada –perpubahn tren dalam studi gay dan lesbian, yaitu perhatian besar pada cultural studies dan persoalan aids. Persoalan aids menjadi penting karena penyakit ini sering kali digunakan sebagai alat politis untuk menempatkan gay dan lesbi pada posisi yang merugikan. Perhatian yang besar terhadap kultural studies bisa terlihat dari berkembang biaknya studi-studi kebudayaan gay dan lesbian dalam segala bentuk. Misalnya, Film, novel, karya- karya fiksi , karya – karya seni dan bentuk =- bentuk kebudayaan populer lainnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasangan lesbian berhubungan seks lebih jarang dari pada pria heteroseksual atau gay. Lebih lanjut penelitian yang dikembangkan di Belanda oleh ken plummer menyebutkan, bahwa permainan cinta lesbian lebih terfokus pada keselurluhan badan, seprti mencium, memeluk memegang, atau sentuhan erotis lain.
Seperti halnya hubungan intim kebanyakan, dimana ada unsur feminim aan maskulin, maka demikianjuga dengan hubungan intim yang terjadi diantara pasangan lesbian. Prisip saling memberi dan menerima, serta melampirkan perasaan kasih sayang yang kental, adalah dasar mereka ketika bercinta.

dalam melakukan hubungan intim , beberapa kaum lesbian mengaku tak banyak yang menggunakan alat bantu, atau yang lebih dikenal dengan nama seks toys. Anda boleh percaya boleh tidak, bahwa paangan lesbian lebi banyak melakuka fore play dari pada, melakukan intercouse, untuk mencapi puncak kepuasan.
masih bicara tentang hubungan intim. Menurut beberapa sumber dan literatur yang ada, hubungan seks yang terjadi iantara pasangna lesbian ini, prosentasenya memang jarng sekali terjadi. Atas dasar pencarian ketenangan batin, kaum lesbian lebi suka menghabiskan waktunya dengan sharing, atau saling mencurahkan perasaan, layaknya pasangan sahabat, dari pada hubungan percintaan seperti kebanyakan.

Tak jauh beda sebenarnya, jika kita bandingkan perasaan kaum lesbian ini dengan aroma cinta kebanyakan. Kaum lesbian juga mempunyai rasa cemburu, yang terkdang juga berlebihan. sekali lagi , karena secara korati , wanita memang selalu mengedepankan emosi ketimbang logika. Rasa cemburu yang hinggap pada pasangan lesbian memmpunyai porsi yang lebih besar , ketimbang hubungan cinta laki- laki perempuan. Namun rasa ini juga dibarengi dengan kesetiaan pada masing- masing pasangan. Kaum lesbian jarang yang berpindah ke lain hati. Jka telah memutuskan untuk mencintai, biasanya seorang lesbian akan menjaga hubungan dengan pasangan lesbiannya selama mungkin.

Tetapi,.. memang begitulah adanya. Kaum lesbian dengan bebas bertebaran untuk merajut hidup mereka. tanpa terusik,..
Hasil penelusuran lensa melam ini bermuara pada hak asasi seseorang, untuk memilih menjadi apa dan menjadi siapa. Meski terkadang kita harus memeprtanyakan norma dan etika yang menjadi aturan normatif tak tertulis.
Menjadi lesbian atau bukan…., adalah hak setiap orang untuk menjalaninya…......



Sumber : http://sarahku-sarahku.blogspot.com/2008/05/meneropong-jejak-kaum-lesbian_19.html

1 komentar:

  1. Saya sangat suka dengan pos yang anda jabarkan :)
    terima kasih karena tidak mendiskriminasi kaum lesbianisme :D

    BalasHapus

http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...