Halaman Utama

Rabu, 05 Januari 2011

Provinsi Jambi

 

Kota Jambi adalah ibukota Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari 10 daerah kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah.
Dengan dibentuknya Provinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi, dengan demikian Kota Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Jambi sekarang.
Memperhatikan jarak waktu antara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan dibentuknya Pemerintah Kota Jambi, tanggal 17 Mei 1946, terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini  jelas menunjukkan bahwa Pembentukan Pemerintah Otonom Kota Besar Jambi saat itu sangat dipengaruhi oleh jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.

 

Meskipun menurut catatan sejarah, pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya Provinsi Jambi (6 Januari 1957), namun hari jadinya ditetapkan sebelas tahun lebih dahulu, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No.16 tahun 1985 yang disyahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi dengan Surat Keputusan No. 156 tahun 1986, bahwa Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946, dengan alasan bahwa terbentuknya Pemerintah Kota Jambi (sebelumnya disebut Kotamadya sebelum kemudian menjadi Kota saja),  adalah tanggal 17 Mei 1946 dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 tahun 1946, yang diperkuat dengan UU No. 9 tahun 1956. Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957.

 

Jambi di sebut Kota Beradat karena masih menjaga adat terdahulu dan sangat kental dengat adat nenek moyang, rumah Jambi juga di sebut Rumah Panjang karena bentuknya yang panjang. Rumah yang dekat dengan Sungai Batang Hari biasanya sering terkena banjir maka rumah Jambi di buat tinggi . Di Jambi juga masih ada suku pedalaman yaitu Suku Kubu, mereka tinggal di dalam hutan. Suku Kubu adalah Suku Jambi asli. Bahasa mereka berbeda dengan bahasa kita sehari-hari dan rumah mereka biasanya di atas pohon. Mayoritas agama daerah Jambi adalah Islam.



Jambi juga disebut-sebut sebagai propinsi yang paling ekspansif mengembangkan perkebunan sawit di Sumatera. Pengembangan sawit sejuta hektar memang telah menjadi bagian strategi Jambi menggerakkan perekonomian daerahnya. Di bawah Gubernur Zulkifli Nurdin, Jambi telah mencanangkan pengembangkan lahan sawit satu juta hektar. Dengan luas wilayah 5,4 juta hektar berarti hampir 20 % wilayah Jambi akan berubah menjadi perkebunan sawit.
Namun dapat dibayangkan bahwa rencana itu selalu dibayang-bayangi oleh resiko yang cukup pelik. Harus diakui bahwa akan selalu terjadi tekanan lingkungan yang tinggi dalam pengembangan sawit karena dilakukannya konversi hutan.  Rencana ini pun mendapat tentangan keras dari sejumlah LSM di Jambi. “Hutan, apa pun bentuknya, menyimpan keanekaragaman hayati yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan hilangnya hutan menjadi perkebunan sawit dalam luasan yang besar, artinya ikut juga menurunkan keanekaragaman ekosistem,” tegas Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Abdul Wahib Situmorang, maupun Direktur Eksekutif Walhi Jambi Feri Irawan.
Selain itu di Jambi  terdapat Wisata Kota Tanjung Jabung Barat Jambi, Kuala Tungkal  Atau yang di sebut Tungkal yang bersebrangan langsung dengan Kota Batam. Banyak sekali obyek wisata di kabupaten tersebut, seperti :

Sungai Batang Hari


Adalah terpanjang di Pulau Sumatera adalah Batang Hari. Kata batang artinya sungai. Namun, orang sudah biasa mengatakan Sungai Batang Hari. Bagian terpanjang Sungai Batang Hari dan muaranya memang terletak di Provinsi Jambi, sebagian kecil bagian hulunya di Provinsi Sumatera Barat.
Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Taman Nasional Bukit TigapuluhTaman Nasional Bukit Tigapuluh merupakan hutan hujan tropis dataran rendah yang mempunyai nilai konservasi luar biasa dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi karena didalamnya terdapat 246 jenis tumbuhan obat tradisional, 51 jenis tumbuhan obat dan 8 jenis cendawan obat serta flora endemik seperti Cendawan Muko Rimau (Rafflesia hasseltii), Salo (Johannesteijsmannia altifrons) dan bunga bangkai (Amorphopalus titanium). TNBT juga tempat bernaungnya 42 jenis mamalia, 7 jenis primata, 11 jenis tupai/bajing, 193 jenis burung yang merupakan sepertiga jenis burung di Sumatera, 134 jenis kupu-kupu dan 97 jenis ikan dari 25 suku dan 52 marga.
Sebagai daerah pesisir pantai, Tanjung Jabung Barat memiliki potensi wisata bahari dengan keindahan laut dan pesisir pantai yang ditumbuhi pohon-pohon bakau yang tumbuh alami maupun reboisasi yang terpelihara untuk menjaga abrasi pantai. Anda dapat menggunakan KMV Marina, Marindo dan Tungkal Samudra maupun menyewa kapal atau pompong nelayan. Event wisata yang digelar sepanjang tahun bulan Agustus sebagai penunjang wisata bahari antara lain Festival Peduli Nelayan yang terdiri dari lomba memancing, menongkah kerang, lomba pompong nelayan, lomba perahu dan menangkap ikan cempakul.
Wisata alam air terjun Bukit Pinang Bawah
Wisata alam air terjun Bukit Pinang Bawah berada di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Tungkal Ulu sekitar 5 km dari Jalan Lintas Timur Jambi-Pekanbaru. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki atau menggunakan perahu sampan menelusuri aliran Sungai Tantang dari Desa Suban.
Taman tungkal Ancol Beach
Taman tungkal Ancol Beach yang dikembangkan ditepian pantai Sungai Pengabuan berada di Kota Kuala Tungkal kecamatan Tungkal Ilir. Semenjak dibuka untuk umum, sepanjang tahun, sepanjang tahun selalui ramai dikunjungi wisatawan karena ditempat ini selau digelar bermacam event wisata seperti pagelaran wisata budaya dan penyambutan tamu kehormatan.
Pusat Jajanan Selera Rakyat (Pujasera) yang menyediakan berbagai macam jenis sea food khas Tanjung Jabung Barat ini berada di tepi jalan sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk datang dan menikmati makanan yang tersedia sambil menikmati ragam acara yang disiarkan oleh Tungkal Televisi melalui layar lebar.
Pasir Putih Tungkal Babu dan hutan mangrove
Pasir Putih Tungkal Babu dan hutan mangrove merupakan pantai pasir putih yang begitu indah, dengan panorama yamg eksotis karena berhadapan langsung dengan Laut China Selatan. Jarak tempuh dari pusat kota ke lokasi ini lebih kurang 40 menit dengan menggunakan perahu motor. Kawasan hutan magrove yang berfungsi menjaga abrasi pantai juga memperindah pemandangan.
Festival tahunan Hadrah dan Habsi
Festival tahunan Hadrah dan Habsi merupakan seni dan budaya yang bernuansa islami yang dikemas sebagai wisata religi yang dilaksanakan ketik menyambut tahun baru Islam dan haul Syekh Abdul Qadir Al Jailani dan juga hari-hari besar Islam lainnya.
Selain itu, juga diadakan lomba Tanglong yang dilaksanakan setiap malam bulan Ramadhan dengan memasang lampu hias dirumah masing-masing warga. Lomba ini juga membuat warna berbeda suasana malam. Arakan sahur dilaksanakan pada dini hari setiap bulan Ramadhan. Event ini telah menjadi agenda tetap setiap tahunnya. Pawai takbiran dikemas secara apik dan menarik yang selalu ditunggu masyarakat dan menjadi daya tarik bagi pendatang untuk melihat keanekaragaman budaya islami di kabupaten ini.

 
Tari tradisional jambi adalah Tari Sekapur Sirih dan Tari Piring Jambi. Tari Sekapur Sirih ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri. Sedangkan Tari Piring Jambi ini berasal dari Muara Tembesi yang diciptakan oleh Abdul Manan, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri pada tahun 1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda mudi dalam memainkan piring dan ditarikan oleh penari putra dan putri. Dan masih banyak lagi tari adat jambi lainnya seperti Tari Dana Sarah,Tari Serengkuh Dayung,Tari baselai,Tari Inai,Tari Sumbun,Tari Japin Rantau,dan Tari Cucu Ungko.
 
Berbicara mengenai masakan khas daerah tentunya Indonesia dilimpahi oleh kuliner tradisional yang tak ada habisnya, bayangkan saja ada banyak masakan khas yang berasal dari berbagai daerah.
Salah satunya adalah masakan khas asal Jambi, yaitu Tempoyak,Gulai tepe ikan,dan pindang ikan. Ketiga menu khas jambi itu memiliki citra rasa sendiri dan sudah terkenal sampai luar daerah.Tempoyak merupakan masakan unik dengan cita rasa agak berbeda dari kebanyakan masakan lain, sebab salah satu bahan masakannya menggunakan durian.
Tempoyak memiliki jenis yang beragam (sesuai dengan selera), seperti, tempoyak gurame, tempoyak udang, tempoyak gurame, tempoyak patin, dengan bahan dasar yang dicampur durian, namun tastednya begitu memuaskan selera.Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan. Rasanya sangat mengundang selera. Tidak ada orang asli Jambi yang tidak pernah mencicipi makanan terbuat dari asam durian itu.Tempoyak asli Jambi biasanya baru bisa ditemukan di Jambi ketika musim durian tiba. Tempoyak bisa digunakan untuk membuat berbagai menu seperti gulai—gulai tempoyak—yang cukup terkenal dan menjadi menu utama beberapa restoran dan rumah makan yang menjajakan masakan khas Jambi.


Huh pasti enak,,,,apalagi tempoyak dipadu dengan salah satu ikan pavorite Propinsi Jambi yaitu ikan sema yang hidup di perairan deras bagian barat propinsi jambi. Biasanya ikan sema ini dahulu kala santapan untuk raja-raja di propinsi jambi. Raja-raja saja senang sobat apa lagi kita.
Selain gulai, tempoyak juga bisa dibuat untuk jenis masakan lain seperti sambal tempoyak dan gulai tempoyak ikan sungai. Tempoyak Jambi sangat lezat jika dimasak menggunakan ikan sungai. Bumbu yang digunakan adalah cabai dan kunyit yang dihaluskan. “Kemudian dicampur air, panaskan hingga mendidih, lalu masukkan ikan,” kata Nyimas Farida, pemilik rumah makan yang menyediakan masakan khas Jambi.Menurut Nyimas, tempoyak berbeda-beda rasanya, tergantung pengasaman durian yang telah dilakukan. “Jika terbuat dari durian asli, rasanya pasti lebih asli dan enak,” ungkapnya. Aroma khas dari gulai tempoyak beserta rasanya menjadikannya memiliki citarasa tersendiri.
Meski gulai tempoyak dan pindang ikan juga bisa ditemui di daerah lain selain Jambi, rasanya pasti berbeda. “Beda pindang Palembang dan pindang Jambi adalah penggunaan buah nanas,” katanya.Pindang Jambi tidak menggunakan nanas, seperti pindang khas Palembang. Hanya meggunakan bumbu seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, bawang putih, dan bawang merah serta cabai. “Jika pindang daging, semua bumbu dihaluskan. Sedangkan memasak pindang ikan, bumbu tersebut diiris-iris saja,” jelasnya.
Selain dua masakan di atas, Jambi juga memiliki masakan khas lain, yakni gulai tepe ikan dan malbi. Gulai tepe ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dicampur tepung dan telur, kemudian diadon hingga meyerupai adonan pempek. Kemudian adonan direbus, setelah dingin dipotong persegi, dan dimasukkan ke gulai santan.
“Masakan ini khas Seberang (Seberang Kota Jambi, red). Citarasa asam nanas sangat terasa dalam gulai itu,” jelas Nyimas lagi. Sementara malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis karena dimasak dengan kecap dan sedikit gula merah. “Namun rasa gurih tetap tercipta dalam masakan itu,” katanya.
Jika teman-teman penasaran ingin mencoba menu unik yang satu ini,saat berada di Jambi sempatkanlah sejenak untuk mengunjungi wisata Jambi dan menikmati hidangan khas Jambi yang disuguhkan di Kedai Ombai, bertempat Jalan Jelani,Jambi

Sumber : http://lyna.student.umm.ac.id/2010/07/28/kota-jambi/




By : Jupitter Pandawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...