Londonn - Sebuah penelitian dari Departemen Ilmu Hayati di University of Notre Dame, London, memaparkan bahwa variasi genetik ternyata mempengaruhi perpindahan suatu spesies dari satu tempat ke tempat lain. Associate Professor Jessica Hellmann telah melakukan riset terhadap dua spesies kupu-kupu dengan memanipulasi suhu lingkungan larva kupu-kupu itu untuk mengetahui bagaimana mereka menghadapi pemanasan global.
Dua larva kupu-kupu yang diuji itu adalah jenis kupu-kupu Duskywing Propertius (Erynnis propertius) dan kupu-kupu Anise Swallowtail (Papilio zelicaon). Dua spesies kupu-kupu ini dipilih karena mereka adalah serangga berdarah dingin dan, meskipun memiliki ekologi yang berbeda, mereka hidup dalam ekosistem yang sama. "Dari perbedaan dan persamaan inilah, kami ingin mengetahui respons mereka terhadap pemanasan global," kata Hellmann.
Duskywing adalah kupu-kupu berukuran kecil yang tinggal di kawasan pantai barat Amerika Serikat. Dia tak mampu terbang untuk jarak jauh. Karena hanya mampu terbang untuk jarak dekat saja, susunan genetik kelompok Duskywing tidak menyebar terlalu jauh. Larva spesies ini juga unik karena hanya mengkonsumsi daun pohon ek.
Sementara itu, kupu-kupu Swallowtail Anise merupakan kupu-kupu yang bertubuh besar dan mampu terbang untuk jarak jauh, sehingga susunan genetiknya tersebar di berbagai daerah, misalnya di kawasan Pegunungan Rocky sampai ke sebelah barat dan sekitar California. Larva kupu-kupu ini pun "rakus" memakan berbagai tanaman yang juga berfungsi untuk menyebarkan gen mereka.
Tim peneliti yang dipimpin Hellmann ini kemudian mencoba merekayasa suhu tempat larva kedua jenis kupu-kupu itu dikembangbiakan. Dalam suhu yang panas, larva kupu-kupu Duskywing tumbuh lebih besar, lebih cepat, dan dapat bertahan hidup lebih baik. "Ini tandanya mereka menyukai cuaca yang hangat," kata Hellman. Adapun ketika diberi sentuhan "dingin", pertumbuhan larva kupu-kupu Duskywing tidak secepat ketika diberi suhu panas.
Sementara itu, larva kupu-kupu Anise Swallowtail tidak terpengaruh oleh perubahan suhu. "Pada suhu panas dan dingin, pertumbuhan mereka sama saja," katanya.
Dari perbedaan reaksi kedua jenis kupu-kupu itu terhadap perubahan suhu, tim peneliti akan menyelidiki lebih lanjut gen apa yang bertanggung jawab terhadap respons berkembang-tidaknya larva pada tiap-tiap jenis. "Kami akan menggunakan alat genom untuk mempelajari gen apa yang terlibat ketika spesies ini mengalami perubahan iklim," ujar Hellmann.
Temuan Hellmann dan rekan-rekan peneliti lainnya ini akan dibahas dalam pertemuan American Physiological Society's Intersociety Meeting di Westminster, Colorado, bulan ini. Pertemuan tersebut sekaligus akan memaparkan berbagai tantangan dalam menghadapi perubahan iklim.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/08/11/brk,20100811-270357,id.html
By : Jupitter Pandawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar