“Androgen Insensitivity Syndrome*)”, katanya tegas. “ehh..”, Adri mengernyitkan alis, serasa awam dengan istilah itu. “jadi gua punya kelainan genetik. selain memproduksi testestoran, gua juga punya estrogen.hormon buat cewek”, Ando menatap lebih tajam pada temannya Adri yang sedari tadi terperangah tak percaya atas pengakuan teman dekatnya itu. “jjaa..jadi, lo punya..” “iya, gua punya dua alat kelamin. tapi keduanya ga berfungsi dengan baik. dari kecil gua belum pernah mimpi basah. gua juga belum pernah menstruasi”, Ando memotong kesimpulan Adri yang masih belum percaya. “Sekarang gua bingung nih, kalo dari artikel yang gua baca, gua mesti shalat pake mukena, katanya sih preventif. itu masih bisa gua lakuin di kosan gua. nah, masalahnya kalo jumatan, masa gua ke mesjid pake mukena?”, seperti biasa, Ando masih mengeluarkan humor-humornya walaupun keadaan Adri yang masih shock mendengar fakta tentang kelainan gen pada sahabatnya. Adri tahu apa yang dibutuhkan temannya sekarang, seorang yang bisa menjelaskan hukum tentang fiqih bagi orang seperti Ando, Ustadz. “halo..Dewi?? Dew, lo punya nomor-nomor ustadz yang bisa gua hubungi ga buat konsultasi fiqih?”, Adri sedikit berteriak di Nokia 6020-nya, meminta jawaban yang segera. “eee..waduh, gua ga ngecengin ustadz-ustadz Dri..emang kenape sih lo?? tumben-tumbenan nanyain ustadz?”, balas Dewi. “ga knapa-knapa..punya ga? urgen banget nih”, Adri terus memaksa. “lo telpon Tiara aja deh kayaknya. sori yah..”, Dewi menyelesaikan pembicaraan. “sekarang kita kemana Dri? eh..by the way, thanks berat yah lo udah bantuin gua. you’re my best friend”, Ando berbicara di belakang stirnya. tapi dengan geystur dan gaya bicara yang berbeda. lebih feminim. akhirnya mereka mengarahkan mobil Honda Jazz-nya ke bilangan PT. Dirgantara Indonesia, Bandung, ke rumah ustadz yang ditunjukkan Tiara setelah ditelpon Adri. Adri terus bertanya tentang kelainan yang dimiliki Ando. sesekali Ando memperlihatkan foto-fotonya sewaktu masih SMA dengan bentuk tubuh yang seperti wanita. ia terlahir memang dengan kondisi seperti itu. akan tetapi, ayahnya yang kebetulan dokter kandungan, ‘memaksa’ putra pertamanya itu untuk terus berjuang menjadi seorang laki-laki. walhasil, sedari kecil ia harus banyak memimum obat yang mengandung konsentrasi hormon testestoran tinggi, sehingga sisi kelelakiannya lebih dominan. ia pun memakai obat untuk menumbuhkan janggutnya. tapi cara tersebut tidak permanen. ketika ‘persediaan’ hormon itu (testestoran) sudah habis, maka kecenderungan berperilaku secara psikis maupun fisik sifat wanita akan muncul. itu terjadi ketika dia SMA, maka ia pun meminum obat yang mengandung hormon laki-laki tadi. tapi, hormon itu mulai habis ketika tingkat akhir masa kuliahnya. ya, ketika Adri dan Ando bertemu saat ini. Ando yang bertubuh besar dan terkenal berantakan, saat ini begitu bersih dan agak lembut. “Dri, jangan kasih tau dulu temen-temen yah. gua belum siap”, ada satu tetes air mata yang keluar dari mata Ando. * * * “Pah, aku kok kayak gini??”, ia tersungkur di pangkuan ayahnya. pak Bagas masih tenang dan mengelus-elus kepala satu-satunya anak lelakinya itu. “kenapa Tuhan memilih Ando pah? kenapa tidak yang..”“sstt..ngomong apa kamu?? kamu nyalahin Tuhan?? Tuhan tidak sedang mengutuk kamu. Tuhan sedang menguji hamba-hamba pilihan-Nya”, pak Bagas bijak menjawab keluhan putranya. “pah, apa Ando operasi saja?”, Ando mengangkat kepalanya. mata sayunya bertemu dengan mata ayahnya yang teduh. Pak Bagas kembali mengelusi kepala putranya dengan dekapan yang lebih mesra. Sedang bu Bagas terpaku di balik tembok dengan cucuran air mata yang sangat deras. anaknya yang kini masih SMP sudah harus menanggung derita mental yang tak banyak dialami anak seusianya. maka hanya kasih sayanglah yang mereka berikan agar energi untuk survive lebih besar adanya. * * * happy birthday….sekitar 5 orang secara bersamaan mengucapkan ungkapan selamat itu ke Dewi. Ando, Adri, Krisna, Siska, dan Tiara. mereka berenam memang selalu bersama. awalnya dari kelompok salah satu tugas besar di jurusannya, yang mengharuskan mereka mengadakan survey bersama-sama, mengerjakan laporan bersama, hingga tidur bersama (tentunya terpisah antara laki-laki dan perempuan). di acara itu juga hadir beberapa tamu lainnya, di antaranya para pengurus himpunan jurusan yang sebentar lagi akan berakhir masa jabatannya. karena Dewi kebetulan sebagai sekretaris himpunan. ada Randu sebagai ketua himpunan, Galih sebagai sekjen, dan lain-lain. waktu maghrib telah datang. sebagian tamu sudah pulang. hanya mereka berlima saja yang masih tinggal di rumah Dewi. “Shalat dulu yuk”, ajak Adri kepada teman-temannya. “sori Dri, gua masih beriman”, balas Krisna dengan iringan tawa teman-temannya. “by the way si ndut mana?Ando Ando..”, tanya Siska ketika semuanya telah siap takbir. “eh, akhir-akhir ini si Ando kok keliatan aneh yah, sikapnya kayak kecewe-cewe-an gitu.iya ga Ti?”,Siska melanjutkan obrolannya. “ssstt..orang mau shalat masih aja ngerumpi lo..”,balas Tiara. Adri memulai takbirnya sebagai imam shalat, dia tahu Ando tidak shalat di sini. “guys..si Ando..si Ando..”, Dewi tergopoh-gopoh menghampiri teman-temannya yang sedang duduk di ruang tamu seusai shalat. “Ando kok shalatnya pake mukena sih, tadi gua liat dia lagi shalat di mobilnya waktu gua mau beli snack ke warung. gua juga liat perlengkapan-perlengkapan cewek di mobilnya”, jelas Dewi bertutur dihadapan teman-temannya. “dia emang cewek yah??” “hahaha…”, semua teman-temannya tertawa spontan kecuali Adri dan Dewi yang masih kaget. “kita samperin aja yuk, lagi ngelawak kali tuh si ndut, aneh-aneh ajah..”,ajak Krisna. “tunggu dulu man”, Adri menyetop langkah teman-temannya. “Ando emang tidak sepenuhnya cowok. dia punya dua alat kelamin” “hahahahahaha…..”, teman-temanya serentak tertawa.”makin ngaco aja lo Dri, masa satu tubuh ada dua alat kelamin, yang bener a..” “emang bener Kris. gua kena Androgen Insensitivity Syndrome. iya temen-temen. mungkin akhir-akhir ini gua keliatan beda.rada kecewe-cewe-an.penyakitnya kambuh lagi.ini penyakit gw dari kecil.gua minum obat biar hormon cowoknya tetep dominan.tapi,satu bulan terakhir ini hormonnya mulai turun lagi…. gua emang punya dua alat kelamin.makanya gua shalatnya pake mukena.preventif ajah…gua udah cerita semuanya ke Adri. gua ga cerita ke kalian dulu, takut kalian pada kaget.takut kalian ga mau nerima gua lagi jadi temen..”, Ando bertutur dengan gaya sedikit kewanitaan.air matanya meleleh sesaat. Krisna langsung memeluk temannya yang kini kemayu itu.disusul Adri, Siska, Tiara, dan Dewi.sandaran ketika teman butuh bersandar adalah tempat yang paling istimewa di dunia ini. semua begitu dekat. Sumber : http://alkarami.wordpress.com/2007/07/26/42/ By : Jupitter Pandawa |
Minggu, 02 Januari 2011
Kelamin ku Ganda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
http://jupitterpandawa.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar