Halaman Utama

Senin, 18 Juli 2011

Budidaya Ikan Koi

 

Pendahuluan
Jupitter News _ Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air. Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya.

Disisi lain koi sudah menjadi prestise . Salah satu ajang untuk mendongkrak prestise koi adalah lewat kontes. Koi yang berhasil menyabet gelar juara bakal terangkat pamornya sehingga harganya melambung. Si pemilik biasanya tidak rela melepaskan koi kesayangannya meski ditawar dengan harga 4-5 kga koi kali semula.

Tingginya harga koi menjadikan bisnis ikan yang menjadikan bisnis ikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang ini tidak pernah surut. Dalam perkembangannya , budidaya koi juga selalu melahirkan strain-strain baru . Bagaimana perkembangan koi diIndonesia?
Pada hakikatnya kondisi alamIndonesiasangat menunjang untuk budidaya koi. Sayangnya, usaha produksi koi masih terbatas.Parapengusaha koi di dalam negeri belum memanfaatkan peluang pasar koi secara optimal. Alasannya, membudidayakan koi membutuhkan lahan dan dana yang tidak sedikit. Padahal di sisi lain, budidaya koi diIndonesiaberpeluang menyaingi Jepang. Sebab, budidaya koi di Jepang juga terhambat akibat beberapa persoalan, antara lain: terbatasnya lahan, mahalnya upah tenaga kerja, dan pengaruh empat musim yang menjadi kendala terbesar dalam budidaya koi di Jepang.

Adapun mengenai mutu, kualitas ikan koi sangat ditentukan oleh tipe bentuk badan yang sempurna, warna tubuh yang cemerlang, dan pola warna tubuh yang unik. Keindahannya merupakan perpaduan antara keelokan warna dan bentuk tubuh, disertai perlakuannya secara keseluruhan.
Tak perlu dibahas ikan koki seperti apa. Hampir semua orang sudah mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di toko-toko ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan, bahkan penjual asongan. Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena tidak semua orang tahu, terutama pembenihannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.

Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.

Seleksi Induk

Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak disangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.

Beda jantan dan betina

Jantan dan betina ikan koki dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda pada tubuhnya. Jantan dicirikan dengan tubuh lebih langsing dari betina dan memiliki sirip dada yang kasar di bagian belakangnya, dengan bentuk seperti gundukan pasir. Jantan yang matang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu, bila dipijit ke arah lubang kelamin.
Sedangkan betina bertubuh lebih gendut dan memiliki sirip dada yang halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yang sudah bertelur dan matang gonad perutnya terasa lembek, bila diraba, berbeda sekali dengan betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina harus sudah berumur 6 bulan.

Persiapan Kolam

Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

Pelaksanaan Pemijahan

Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Adadua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.

Pematangan gonad

Pematangan gonad dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pematangan gonad; masukan 10 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak semen. Caranya, siapkan sebuah bak semen ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 4 titik aerasi; masukan 40 – 50 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak fibreglass. Caranya, Caranya, siapkan sebuah bak fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm dan biarkan mengalir selama pematangan gonad; masukan 20 – 25 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.

Penetasan Telur

Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama. Jika suhu terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk.
Agar telur bisa terendam semua, rangkaian kakaban harus “ditenggelamkan” ke dalam kolam. Untuk itu bisa memakai jasa gedebog pisang. Potong tiga buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu letakkan diatas kakaban dengan dua ruas bambu sebagai alasnya. Agar bisa stabil, gedebog diratakan salah atu sisinya.
Dalam tempo 2 – 3 hari telur koi sudah mulai menetas. Setelah menetas kakaban diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Nantinya kakaban bisa dipakai lagi di lain kesempatan.
Benih koi umur seminggu masih lembut. Umumnya orang menetaskan telur koi dalam hapa yaitu kantong yang bermata lembut yang biasa untuk menampung benih. Di hapa, benih koi lebih mudah dikumpulkan dan tidak hanyut terbawa aliran air. Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakan utama yang pertama.
Selama itu mereka belum membutuhkan pakan dari luar karena pencernaannya belum terbentuk sempurna. Dua atau tiga hari kemudian, mereka sudah mulai berenang. Saat ini sudah waktunya menyediakan pakan bagi benih. Benih ini harus dipindahkan ke kolam pembesaran yang banyak mengandung pakan alami.
Perawatan Benih
Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan ke kolam pembesaran. Kolam pembesaran ini harus dipersiapkan, agar ditumbuhi pakan alami, seminggu sebelum pemijahan. Adapun langkah – langkah persiapannya sebagai berikut.
Kolam dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan pestisida agar binatang yang tidak dikehendaki mati. Pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos dengan dosis 0,5 – 1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan pakan alami berupa binatang renik, kolam dipupuk dengan kotoran ayam dan jerami. Jerami ditindih dengan batu dan diletakkan di sudut – sudut kolam. Volume kotoran ayam 1,5 kg/m2. pintu pemasukan air ke kolam harus diberi saringan.
Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Namun, beberapa hari kemudian akan jernih kembali. Jika pemberian kotoran ayam dan jeramitepat, dalam beberapa hari kemudianakan tumbuh infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini benih – benih koi sudah bisa dimasukkan setelah kurang lebih sepuluh hari, daphnia akan tumbuh.
Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah memberi pakan benih koi dengan pakan buatan seperti kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk koi. Untuk menjaga agar air tidak busuk oleh sisa pakan buatan, di kolam dimasukkan air baru agar sisa pakan hanyut.
Pendederan I
Penetasan dilakukan di akuarium pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hidup selama penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 – 3 hari. Setelah menetas, kakaban atau tanaman air diangkat.
Pada budidaya ikan koki, penetasan umumnya dilanjutkan dengan pendederan I, dengan perlakuan pemberian pakan. Dua hari setelah menetas atau ketika larva mulai berenang diberi pakan berupa emulsi kuning telur yang sudah direbus (1/4 bagian) hingga umur 9 hari (kuning telur rebus yang disaring dengan kain halus). Setelah umur 10 hari diberi pakan berupa cacing rambut atau dapnia yang sudah disaring. Panen dilakukan setelah satu bulan.
Penetasan bisa dilakukan di bak fibreglass pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hidup selama penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 – 3 hari. Pada penetasan di fibreglass juga dilanjutkan dengan pendederan I, dengan perlakuan yang sama.

Pendederan II

Pendederan II dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 50 ekor benih koki yang berasal dari pendederan I dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.

Pendederan III

Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 30 ekor benih koki yang berasal dari pendederan II dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.
Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 20 ekor benih koki yang berasal dari pendederan III dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah dua bulan; seleksi ukurannya. Ikan koki hasil dari pembesaran berukuran 5 – 7 cm dan sudah bisa dijual.




Sumber : http://ekosubagiyo.wordpress.com/2011/05/10/budidaya-ikan-koi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://jupitterpandawa.blogspot.com/

Silahkan masukan comentar anda

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...