Pendahuluan
Jupitter News _ Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya.
Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis
yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius
menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah,
keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala
menyembul dan melompat ke atas air. Sungguh sebuah pemandangan yang
istimewa bagi yang hobi memeliharanya.
Disisi lain koi sudah menjadi prestise . Salah satu ajang untuk
mendongkrak prestise koi adalah lewat kontes. Koi yang berhasil
menyabet gelar juara bakal terangkat pamornya sehingga harganya
melambung. Si pemilik biasanya tidak rela melepaskan koi kesayangannya
meski ditawar dengan harga 4-5 kga koi kali semula.
Tingginya harga koi menjadikan bisnis ikan yang menjadikan bisnis
ikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang ini tidak pernah surut.
Dalam perkembangannya , budidaya koi juga selalu melahirkan
strain-strain baru . Bagaimana perkembangan koi diIndonesia?
Pada hakikatnya kondisi alamIndonesiasangat menunjang untuk budidaya
koi. Sayangnya, usaha produksi koi masih terbatas.Parapengusaha koi di
dalam negeri belum memanfaatkan peluang pasar koi secara optimal.
Alasannya, membudidayakan koi membutuhkan lahan dan dana yang tidak
sedikit. Padahal di sisi lain, budidaya koi diIndonesiaberpeluang
menyaingi Jepang. Sebab, budidaya koi di Jepang juga terhambat akibat
beberapa persoalan, antara lain: terbatasnya lahan, mahalnya upah
tenaga kerja, dan pengaruh empat musim yang menjadi kendala terbesar
dalam budidaya koi di Jepang.
Adapun mengenai mutu, kualitas ikan koi sangat ditentukan oleh tipe
bentuk badan yang sempurna, warna tubuh yang cemerlang, dan pola warna
tubuh yang unik. Keindahannya merupakan perpaduan antara keelokan warna
dan bentuk tubuh, disertai perlakuannya secara keseluruhan.
Tak perlu dibahas ikan koki seperti apa. Hampir semua orang sudah
mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di
toko-toko ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan,
bahkan penjual asongan. Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena
tidak semua orang tahu, terutama pembenihannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi
adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan
benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.
Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam
pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air
tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa
dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat
menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam
cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari
jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan
benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat.
Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami
yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah
habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup
memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil
yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan
vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari
semen bisa dihilangkan.
Seleksi Induk
Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan
matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan
sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang
tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk
produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap,
juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan
minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar
dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan
punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika
dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul
bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika
seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak
disangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok
jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus,
karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu
sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi
masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat
seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang
diafkir.
Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan koki dapat dibedakan dengan melihat
tanda-tanda pada tubuhnya. Jantan dicirikan dengan tubuh lebih langsing
dari betina dan memiliki sirip dada yang kasar di bagian belakangnya,
dengan bentuk seperti gundukan pasir. Jantan yang matang kelamin akan
keluar cairan berwarna putih susu, bila dipijit ke arah lubang kelamin.
Sedangkan betina bertubuh lebih gendut dan memiliki sirip dada yang
halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yang sudah bertelur dan
matang gonad perutnya terasa lembek, bila diraba, berbeda sekali dengan
betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina harus sudah
berumur 6 bulan.
Persiapan Kolam
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam.
Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang
saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur
dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan
telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar
telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk
memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah
bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan
rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan
disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1
kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang
masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan
kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum
dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari
lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke
kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah.
Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air
seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai
pengganti ijuk.
Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah
malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti
induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk
jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada
puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali
meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan
mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau
bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur
uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk
segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan
induknya.
Adadua cara untuk memisahkan induk dari telur yang
dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan
tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan
memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena
lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu
dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15
menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam
telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar
kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.
Pematangan gonad
Pematangan gonad dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2
hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan
hidup selama pematangan gonad; masukan 10 ekor induk; beri pakan berupa
pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus
ditambah jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak semen. Caranya, siapkan
sebuah bak semen ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm;
keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 4 titik
aerasi; masukan 40 – 50 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau
cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah dengan jentik
nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak fibreglass. Caranya,
Caranya, siapkan sebuah bak fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m
dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm
dan biarkan mengalir selama pematangan gonad; masukan 20 – 25 ekor
induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila
telur ingin bagus ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina
dipelihara terpisah.
Penetasan Telur
Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air
tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan akan berlangsung
lama. Jika suhu terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk.
Agar telur bisa terendam semua, rangkaian kakaban harus
“ditenggelamkan” ke dalam kolam. Untuk itu bisa memakai jasa gedebog
pisang. Potong tiga buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu letakkan
diatas kakaban dengan dua ruas bambu sebagai alasnya. Agar bisa stabil,
gedebog diratakan salah atu sisinya.
Dalam tempo 2 – 3 hari telur koi sudah mulai menetas. Setelah
menetas kakaban diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Nantinya
kakaban bisa dipakai lagi di lain kesempatan.
Benih koi umur seminggu masih lembut. Umumnya orang menetaskan telur
koi dalam hapa yaitu kantong yang bermata lembut yang biasa untuk
menampung benih. Di hapa, benih koi lebih mudah dikumpulkan dan tidak
hanyut terbawa aliran air. Koi yang baru menetas masih membawa kuning
telur sebagai persediaan pakan utama yang pertama.
Selama itu mereka belum membutuhkan pakan dari luar karena
pencernaannya belum terbentuk sempurna. Dua atau tiga hari kemudian,
mereka sudah mulai berenang. Saat ini sudah waktunya menyediakan pakan
bagi benih. Benih ini harus dipindahkan ke kolam pembesaran yang banyak
mengandung pakan alami.
Perawatan Benih
Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan ke kolam
pembesaran. Kolam pembesaran ini harus dipersiapkan, agar ditumbuhi
pakan alami, seminggu sebelum pemijahan. Adapun langkah – langkah
persiapannya sebagai berikut.
Kolam dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari dan
disemprot dengan pestisida agar binatang yang tidak dikehendaki mati.
Pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos dengan dosis 0,5 – 1,0 ppm.
Kemudian untuk menyediakan pakan alami berupa binatang renik, kolam
dipupuk dengan kotoran ayam dan jerami. Jerami ditindih dengan batu dan
diletakkan di sudut – sudut kolam. Volume kotoran ayam 1,5 kg/m2. pintu
pemasukan air ke kolam harus diberi saringan.
Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan berubah warna
menjadi merah kecoklatan. Namun, beberapa hari kemudian akan jernih
kembali. Jika pemberian kotoran ayam dan jeramitepat, dalam beberapa
hari kemudianakan tumbuh infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini
benih – benih koi sudah bisa dimasukkan setelah kurang lebih sepuluh
hari, daphnia akan tumbuh.
Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah memberi pakan
benih koi dengan pakan buatan seperti kuning telur yang direbus, tepung
udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk koi.
Untuk menjaga agar air tidak busuk oleh sisa pakan buatan, di kolam
dimasukkan air baru agar sisa pakan hanyut.
Pendederan I
Penetasan dilakukan di akuarium pemijahan. Caranya, tangkap induk
jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan
gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan masukan kembali
ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hidup selama
penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 – 3 hari.
Setelah menetas, kakaban atau tanaman air diangkat.
Pada budidaya ikan koki, penetasan umumnya dilanjutkan dengan
pendederan I, dengan perlakuan pemberian pakan. Dua hari setelah
menetas atau ketika larva mulai berenang diberi pakan berupa emulsi
kuning telur yang sudah direbus (1/4 bagian) hingga umur 9 hari (kuning
telur rebus yang disaring dengan kain halus). Setelah umur 10 hari
diberi pakan berupa cacing rambut atau dapnia yang sudah disaring.
Panen dilakukan setelah satu bulan.
Penetasan bisa dilakukan di bak fibreglass pemijahan. Caranya,
tangkap induk jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat
pematangan gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan
masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan
hidup selama penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2
– 3 hari. Pada penetasan di fibreglass juga dilanjutkan dengan
pendederan I, dengan perlakuan yang sama.
Pendederan II
Pendederan II dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2
hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan
biarkan hidup selama pendederan; masukan 50 ekor benih koki yang
berasal dari pendederan I dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing
rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan
kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.
Pendederan III
Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2
hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan
biarkan hidup selama pendederan; masukan 30 ekor benih koki yang
berasal dari pendederan II dan sudah diseleksi; beri pakan berupa
cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai
dengan kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.
Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2
hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan
biarkan hidup selama pendederan; masukan 20 ekor benih koki yang
berasal dari pendederan III dan sudah diseleksi; beri pakan berupa
cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai
dengan kebutuhan; panen setelah dua bulan; seleksi ukurannya. Ikan koki
hasil dari pembesaran berukuran 5 – 7 cm dan sudah bisa dijual.
Sumber : http://ekosubagiyo.wordpress.com/2011/05/10/budidaya-ikan-koi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar